Chapter 36.

43 8 0
                                    

Hallo selamat pagi🤗 ini update terakhir ya, aku up 3 chapter sekaligus karena event hari ini selesai, Yeay🎉

Alhamdulillah gak kerasa, akhirnya aku bisa tamatin cerita selama sebulan lebih tiga hari😍

Makasih selama sebulan lebih ini telah menunggu update cerita ini, mengikuti dari awal sampe akhir🤗

Makasih dukungannya juga telah membaca dan memberikan bintang🤗❤️

Em, kalo gak keberatan baca ceritaku yang lain dong hehe😂🙈*malah promosi

Gak papa kali ya? Baca ya cerita berjudul "Mask" dan "Vansa". Jangan lupa tambahkan ke library kalian ya!🤗

Oke udah segitu aja wk, happy reading!!❤️

***

"Pa, Raka mohon undur satu minggu keberangkatannya, dua hari lagi Raka ujian kenaikan kelas Pa, nanggung, lagi pula nenek kan operasinya delapan hari lagi."

Kalimat dari permintaan Raka dibalas dengkusan kasar dan tatapan dingin yang terasa menusuk dari sang Ayah. Rengekan itu terdengar tak lebih dari sebuah pengulur waktuan akan keberangkatannya lusa, ia tahu putranya itu bukan lagi anak kecil yang pantas untuk merajuk. Eentah kenapa sisi dingin dan datar Raka sedikit menghilang semenjak berhubungan dengan gadis bernama Rida.

"Gak bisa, papa udah siapin semuanya, termasuk passport, tiket, peralatan yang dibutuhkan dan yang lainnya. Perihal sekolah kamu yang sebentar lagi ujian, sudah bapa utuskan sekalian sama kepindahan sekolah kamu," tukas Papa Raka terdengar santai, namun sorot matanya jelas memancarkan akan dirinya tidak lagi menerima sebuah penolakan.

Raka ingin bernegosiasi dengan Papanya, ia baru tahu kalau pria yang duduk di seberangnya itu sudah menyelesaikan semuanya, termasuk kepindahan sekolah ke Belgia.

Dikumpulkannya keberanian Raka untuk meminta sedikit longgaran akan waktu yang sudah ditentukan, ia ingin meminta sedikit waktu untuk menghabiskannya bersama orang yang ia sayang, orang yang akan ia tinggalkan.

Menarik napas panjang, berdeham sebelum akhirnya membuka suara. "Pa, kalo Raka minta keberangkatannya diundur empat hari lagi, boleh?"

"Tidak bisa dan tidak akan pernah bisa!" sergah Erlangga tegas. "Kita akan berangkat besok lusa, gunakan kesempatan itu untuk menghabiskan waktu bersama pacarmu. Papa tau kamu meminta pengunduran untuk gadis itu kan?" terkanya datar, yang dibalas anggukan kepala oleh sang putra. "Kalo sudah tidak menyisakan waktu bersama, kamu putusin dia."

Raka tanpa sadar membeliakan matanya akan keputusan sepihak dari Papanya. Ia menggeleng kan kepala, tanda menolak. "Raka gak akan putus sama dia," tukas Raka dingin, kalimatnya ia tekankan, menjadi bukti kalau dirinya bersungguh-sungguh mencintai gadis itu.

Erlangga menghela napas, ternyata putra semata wayangnya tengah mengalami kebutaan akan cinta. "Putus gak putus hubungan kalian tetep aja akhirnya kalian akan saling menyakiti, jika saling menyakiti untuk apa kan dipertahankan? Lebih baik putus."

"Kenapa Papa bicara seperti itu?" tanya Raka, tidak suka.

Erlangga mengarahkan jari telunjuk ke pelipisnya, "Pake otak Raka. Tidak ada yang bisa bertahan lama akan a long distance relationship. Seiring berjalannya waktu, sejauh jarak memisahkan, kalian perlahan akan saling melupakan, itu akan saling menyakiti jika kalian mengingat kalau hubungan kalian sudah tidak layak untuk dipertahankan."

Dada Raka naik turun, mendengar perkataan Papanya membuat ia resah, ia sudah berhasil meyakinkan Rida, tapi mengapa kini justru ayahnya sendiri yang tidak yakin kepadanya? Sekarang Raka harus meyakinkan pria itu dengan tenang tanpa tersulut emosi di setiap kata yang dilontarkan papanya.

Varida [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang