Chapter 5.

107 12 0
                                    

Rida masuk ke dalam kafe, semua karyawan kafe sudah berada di sana, sedang menjalankan tugasnya masing-masing.

Rida menghampiri Rina yang tengah mengelap meja.

"Rina? Rina? Pak Roni udah ke sini belum?" tanya Rida, waswas.

Rina menoleh, "Belum. Untung lo udah dateng, kalo sampe lo telat banget pasti diceramahin sama dia. Tumben lo kesiangan?" Rina bertanya.

Mengelap meja di samping meja yang juga sedang dibersihkan oleh Rina, Rida memelankan suaranya. "Aku tidurnya malem banget. Eh Rin, ini kok semua pelayan kayak sibuk banget? Terus kenapa kafe belum dibuka?" tanya Rida, tidak tahu.

Rina mendekati Rida, "Katanya hari ini kafe gak buka, ini khusus untuk tamu istimewa yang bakal dateng hari ini. Gue gak tau sih tamunya siapa," bisiknya.

"Oh gitu."

"Iya, sekarang lanjut kerja. Oh ya betewe di bawah mata lo keliatan banget lengkungan warna item kek panda," beritahu Rina.

"Beneran?" tanya Rida tidak percaya.

"Iya, ngaca dulu deh malu tau, muka lo gak ada bedanya sama panda."

Rida mengembuskan napas, lengkungan hitam di matanya pasti akibat ia kurang tidur.

Seusai membersihkan meja, Rida pergi ke kamar mandi untuk melihat wajahnya yang kata Rina percis seperti panda. Tadi waktu di rumah, Rida tidak sempat dandan karena berburu dengan waktu.

Melihat wajahnya di kaca kamar mandi, Rida sedikit kaget, ternyata apa yang dikatakan Rina benar.

Rida memoleskan bedak di wajahnya, memakai liptint di bibirnya yang pecah-pecah. Hanya berdandan natural, Rida terlihat cantik.

Sekarang lengkungan hitam di matanya sudah tersamarkan oleh polesan bedak tadi, meski masih kelihatan tapi tidak sejelas sebelum Rida memakaikan bedak.

***

Ketika di belokan pembatas antara dapur dan ruang makan, Rida berjengkit kaget karena kemunculan Rina yang tiba-tiba.

"Ih lo lama banget, itu tamunya udah dateng. Kita semua disuruh keluar menyambut kedatangan tamu itu, ayo buru," Tanpa persetujuan Rida, Rina menarik tangannya sampai di luar kafe yang sudah banyak orang.

"Tuh mobilnya, baguskan? Pasti dia kaya deh," ucap Rina, antusias. Matanya melebar kala laki-laki di mobil sport itu keluar.

"Astaga, ganteng banget! Gue harus minta poto sama dia, pasti kalo di upload di Instagram, followers gue bakalan banyak," heboh Rina.

Rida yang awalnya tidak tertarik dengan kedatangan tamu itu, langsung ikut menatap ke depan, melihat siapa cowok yang kata Rina ganteng.

Pupil mata Rida membulat sempurna ketika mengenali siapa cowok itu. Cowok dengan kemeja biru navy yang bagian lengannya digulung sampai siku, dipadukan dengan celana jeans hitam panjang. Rambut berwarna sedikit kecoklatan itu di sugar ke belakang oleh sang empunya sampai semua mata tertuju pada cowok itu, sebagian besar kaum hawa yang memusatkan penglihatannya kepada 'dia' yang terlihat sangat cool dan keren.

Manik mata hitam tajam itu bertemu dengan manik mata cokelat milik Rida, seketika atmosfer di sana terasa berbeda untuk Rida. Terlebih ketika cowok itu menatap dalam berusaha masuk dan mengunci lewat tatapan kepada Rida yang sekarang diam tidak bergeming.

Sampai tepukan di bahunya menyadarkan Rida, dan kontak mata itu terputus.

"Rida. Barusan cowok ganteng itu liatin gue!" seru Rina, cewek itu berloncat-loncat kegirangan.

Mungkin karena Rina dan Rida berdiri bersisian jadi membuat Rina kegeeran, padahal Rida jelas sangat tahu kalau tatapan itu tadi tertuju padanya.

Mengapa Rida sangat yakin? Karena cowok yang tadi menatapnya adalah Raka. Raka Permana Erlangga, pacarnya Rida.

Varida [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang