Kebenaran pt.2...

252 26 0
                                    

"Hubungan kami? Aku tidak yakin jika ini bisa dikatakan sebagai sepasang kekasih hahaha..." Jihoon dan Seungcheol tertawa pelan.

"Kalian sungguhan? Kalian bahkan tidak tau hubungan kalian itu apa."

"Kami selalu merasa nyaman saat dekat. Kami juga selalu merasa kesal saat tau salah satu dari kita dekat dengan orang lain. Tapi aku suka saat Seungcheol hyung memperlakukan ku beda dari orang lain, aku suka semua perlakuan kecil yang Seungcheol hyung tunjukkan untukku. Aku menyayangi Seungcheol hyung," Jelas Jihoon.

"Kalian harus menjelaskan semuanya besok. Aku harus mendengar semuanya hahaha."

"Kalau begitu, kalian istirahatlah. Selamat malam."

"Malam hyung." Jihoon dan Seungcheol tersenyum lalu memutus sambungan panggilan tersebut.

"Kau tidak mengantuk? Harusnya kau istirahat. Aku tau kau lelah setelah mengikuti klub," Ucap Seungcheol.

"Umm.. Aku lelah. Apa hyung tidak mengantuk?" Tanya Jihoon.

Seungcheol tersenyum dan menggeleng. Tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahi Jihoon.
"Hyung," Panggil Jihoon. Seungcheol menaikkan sebelah alisnya.

"Hubungan kita ini apa?" Tanya Jihoon.

"Bagaimana menurutmu? Apa hubungan kita masih pantas untuk disebut teman?" Seungcheol balik bertanya.

"Aku tidak yakin hyung. Apa kita kekasih?" Tanya Jihoon.

"Hahaha... Mau sampai kapan kau akan bertanya? Apa kedekatan kita dan semua perlakuan ku belum cukup? Kau mau aku perjelas dengan apa Hoonie?" Seungcheol kembali melontarkan pertanyaan.

"Ani. Hanya saja... Hyung tidak mengatakan apapun. Aku... Aku han-"

Cup

Seungcheol menempelkan bibinya pada bibir Jihoon. Itu berlangsung cukup lama. Hingga akhirnya Jihoon menarik dirinya. Namun, Seungcheol menahan tengkuk Jihoon dan memperdalam ciumannya.
"Eungh..."

Erangan Jihoon terdengar saat Seungcheol makin memperdalam ciumannya.
"Hyuhh... Nghhh..." Jihoon menepuk punggung Seungcheol agar menghentikan ciumannya.

Seungcheol yang mengerti Jihoon kehabisan nafas pun melepaskan ciumannya. Mereka saling menatap cukup lama, sampai akhirnya Jihoon memeluk Seungcheol. Menyembunyikan wajah merahnya pada dada sang dominan.
"Hyung menyebalkan!" Jihoon memeluk Seungcheol cukup erat agar Seungcheol tidak bisa melihat wajahnya. Namun, Seungcheol tetaplah Seungcheol.

Tiada hari tanpa menggoda Jihoon. Seungcheol menundukkan wajahnya dan melonggarkan pelukannya. Ia mengangkat dagu Jihoon agar dapat melihat wajahnya yang sedang tersipu.
"Kau selalu manis. Aku suka. Jangan pergi kemanapun, tetaplah disini."

"Aku tidak mungkin pergi hyung. Mau sejauh apapun kita terpisahkan, kita pasti akan kembali bersama. Kau sendiri kan yang mengatakannya padaku, jika aku adalah rumahmu begitupun sebaliknya. Jadi tidak ada alasan untukku meninggalkan rumahku hyung," Ucap Jihoon.

"Kau bersedia untuk menjadi partner ku?"

"Partner?"

"Partner untuk menemaniku hingga saat itu tiba. Partner yang setia menemaniku dalam keadaan apapun itu. Kau mau?"

"Apa aku memiliki alasan untuk menolaknya hyung? Sedari awal kita memanglah partner, kan? Partner yang diciptakan untuk saling memberikan kebahagiaan satu sama lain." Jihoon memeluk Seungcheol.

Tangannya ia kalungkan pada leher Seungcheol, wajahnya yang kini memerah ia sembunyikan pada leher Seungcheol. Sedangkan tangan Seungcheol sudah melingkar di pinggang Jihoon.

Tbc...

Udah dapet pencerahan tentang hubungan JiCheol?

Jadi, keputusannya gimana? Mau up cerita meanie atau nungguin cerita JiCheol lagi?

Because You're My Home | JICHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang