1. Grieve

5.9K 592 57
                                    

Awalnya semua berjalan seperti biasa, hangat dan menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya semua berjalan seperti biasa, hangat dan menyenangkan. Mrs. Frisch yang tengah menyiapkan makan malam untuk keluarga kecilnya dengan sesekali bersenandung, dibantu oleh si kecil Rachel. Sedangkan suami dan anak lelakinya sudah menunggu di meja makan dengan tenang sambil berbicara tentang penelitian yang dilakukan oleh Mr. Frisch hari ini. Hingga akhirnya suasana yang awalnya dipenuhi gelak tawa dan kehangatan itu tiba-tiba saja berubah menjadi mencengkam.

Suara gedoran pintu yang cukup keras dan tidak sabaran mengagetkan mereka semua. Hal pertama yang terjadi setelah Mr. Frisch membuka pintu adalah layangan sebuah pisau dan tertancap tepat di dada pria tersebut dengan cepat. Semua reflek berteriak panik.

Raven, sang kakak dengan segera menarik adiknya untuk lari ke lantai dua rumah mereka setelah mendapatkan instruksi dari ibunya untuk bersembunyi.

Kali ini teriakan ibu mereka yang memilukan dapat terdengar dari lemari tempat persembunyian mereka yang memohon untuk tidak menyakiti anak-anaknya. Namun tiba-tiba saja teriakan itu berhenti. Keduanya tampak menegang setelah kesunyian menghampiri mereka.

"Hey... hey, Rachel! Lihat aku!" Raven mencoba untuk menenangkan adiknya yang terlihat bergetar dengan air mata yang terus turun dari kedua matanya.

"A-ayah, ibu... mereka sudah..."

"Shhh... tidak apa. Masih ada aku disini. Ingat, aku akan selalu melindungimu, okay?" Dipeluknya sang adik yang masih berumur 10 tahun itu.

"T-tapii"

"Tidak apa... yang perlu kita lakukan sekarang hanya diam disini sampai semuanya selesai." Dia hanya mengangguk pasrah mendengar perintah sang kakak.

Suasana di luar sana mendadak hening, Raven yang berusia lebih tua tiga tahun dibanding Rachel memberanikan diri untuk keluar. Sedangkan sang adik hanya dapat melihat gerak gerik kakaknya lewat celah-celah lemari.

Brakkk!

Tiba-tiba saja pintu kamar tersebut terbuka secara kasar. Seorang memukul Raven menggunakan sebuah tongkat dengan kencang hingga bocah malang itu tergeletak tak berdaya. Dapat terlihat darah segar yang mengalir dari tubuh kecilnya tersebut.

Rachel hanya bisa menutup mulutnya yang hampir mengeluarkan suara melihat nasib sang kakak yang entah masih hidup atau tidak.

"Haruskah kita melakukan ini? Kurasa mengambil uang mereka sudah cukup." Sebuah suara dari seorang laki-laki masuk ke indra pendengarannya.

"Jangan sampai ada saksi mata yang tersisa. Cepat kau periksa tempat lainnya dan cari anak perempuan itu. Aku akan menunggu di bawah."

"Tch. Dasar Iblis."

Derap langkah itu terdengar semakin dekat, sampai akhirnya pintu lemari itu terbuka dan menampilkan seorang remaja lelaki yang menggunakan sebuah kain yang menutupi hampir sebagian mukanya. Keduanya terdiam dan saling menatap satu sama lain. Rachel hanya bisa pasrah mendapati dirinya tertangkap basah, yang bisa dia lakukan hanya menangis dalam diam sambil menatap mata orang dihadapannya.

SPECTRUM // Levi Ackerman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang