Waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi, langit kebiruan mulai tampak terlihat karena cahaya matahari yang mulai muncul dari ufuk timur. Raven yang tengah memasang perlengkapan terbangnya, memperhatikan tiga orang didepannya tengah mempersiapkan diri.
Berdasarkan informasi yang dia dapat dari Thomas saat dirinya berkunjung ke rumahnya dua hari yang lalu, hari ini merupakan hari dimana pasukan pengintai akan memulai misi perebutan dinding maria. Dan pada hari ini juga mereka akan meluncurkan serangan langsung kepada pasukan tersebut untuk merebut Eren dan juga membawa adiknya pergi dari sana. Meskipun sebenarnya dia agak khawatir karena akan berhadapan langsung dengan adiknya itu, namun apa boleh buat, dia sudah bertindak sampai sejauh ini hanya untuk bertemu dengan adiknya kembali.
"Zeke-san, ada satu prajurit yang harus kau waspadai nantinya. Dia adalah Kapten Levi." Perkataan Berthold cukup menarik perhatiannya. Dia bisa melihat Zeke yang tengah mengangkat salah satu alisnya.
"Huh? Ada satu prajurit yang harus ku waspadai?" Tanya Zeke sambil mengulangi perkataan Berthold.
"Ya, Kapten Levi sangatlah berbahaya." Jawab Reiner.
Raven mendekati mereka. "Aku tidak akan ikut bertarung melawan mereka, tapi aku akan berusaha sebisa mungkin untuk melindungi kalian." Katanya tegas.
Zeke tertawa mendengar perkataan Raven. Lalu mendekati pemuda itu dengan wajah angkuhnya.
"Kau ini masih saja naif ya? Bukankah orang-orang ini yang telah membunuh orangtuamu? Kenapa kau tidak membalaskan dendam kematian orangtuamu sekalian?" Ujarnya sambil menepuk pundak Raven.
Raven mendecih dan menyingkirkan tangan Zeke dari pundaknya. "Kau kan sudah tahu alasanku kesini untuk apa." Ketusnya dingin.
"Ya... ya... ya... adik tersayangmu itu memang benar-benar spesial, ya? Kuharap dia tidak mati saat menghadapi kita nanti." Balas Zeke sambil pergi meninggalkan mereka untuk bersiap pada posisinya.
Raven memperhatikan kepergian Zeke dengan pandangan kosong. Meskipun perkataan pria itu cukup jahat, dia mengakui bahwa hal tersebut bisa saja terjadi. Apalagi saat dia bertemu dengan Rachel beberapa waktu yang lalu, gadis itu sedang dalam kondisi yang tidak baik. Pikirannya dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Apakah dia bisa membawa Rachel pergi dari tempat menyedihkan ini dan kembali ke rumah masa kecil ayah mereka? Apakah selama ini perbuatannya sudah benar dengan mengikuti rencana yang dilakukan oleh bangsa Marley untuk memusnahkan seluruh umat manusia di dalam tembok? Dia bahkan ragu dengan dirinya sendiri.
"Kau tidak apa, Raven-san?" Kata Berthold dari belakangnya.
"Ya, aku baik-baik saja." Jawab Raven singkat.
Dia membalikkan badannya untuk melihat kedua bocah lelaki yang masih setia menunggu pergerakannya. Matanya menatap Berthold dan Reiner yang sudah siap untuk pergi ke posisinya masing-masing dengan lembut. Pemandangan ini rasanya seperti lima tahun lalu, dimana dia harus melepaskan bocah-bocah yang sudah menemani hari-harinya ini untuk pergi ke pulau paradise dan melaksanakan misi pertama mereka. Raven menyunggingkan bibirnya tipis mengingat hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPECTRUM // Levi Ackerman
Fiksi Penggemar[COMPLETED-Dalam tahap Revisi) Rachel Frisch, seorang gadis lugu namun misterius yang diasuh oleh keluarga Smith setelah keluarga aslinya di bantai secara sadis oleh para perampok di rumahnya sendiri. Dan sekarang dia mencoba mengikuti jejak sang ka...