20. Carnation

2.4K 362 32
                                    

Rutinitas pagi ini berjalan seperti biasanya, Mikasa dan Christa yang baru saja pulang dari hutan untuk mengambil kayu bakar, Jean, Sasha dan Armin yang baru saja mengambil bahan pangan dari pasar di tengah kota serta Rachel, Eren, dan Connie yang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rutinitas pagi ini berjalan seperti biasanya, Mikasa dan Christa yang baru saja pulang dari hutan untuk mengambil kayu bakar, Jean, Sasha dan Armin yang baru saja mengambil bahan pangan dari pasar di tengah kota serta Rachel, Eren, dan Connie yang masih setia untuk melakukan bersih-bersih di sekitar rumah tua ini. Yang berbeda adalah suasana disana yang menjadi lebih tenang setelah pengkhianatan yang dilakukan oleh Reiner dan Berthold serta Ymir yang memilih untuk pergi bersama mereka, meskipun kejadian tersebut sudah berlalu sekitar dua minggu yang lalu.

Christa–ah tidak, nama asli gadis manis berambut pirang itu adalah Historia Reiss bukan Christa Lenz. Historia juga tampak murung setelah kejadian itu, perasaan sedih karena ditinggal pergi oleh Ymir tak mungkin bisa dia lupakan secepat itu. Namun dia tetap berusaha untuk tegar di hadapan teman-temannya meskipun mereka sendiri tahu apa yang sebenarnya dirasakan olehnya.

Selain untuk tempat mereka tinggal, sebenarnya rumah tua ini juga dijadikan tempat persembunyian mereka dari orang-orang yang sedang mencari Eren dan juga Historia. Mereka berdua harus dilindungi sebisa mungkin sampai Hanji berhasil melakukan tes pengerasan tubuh titan pada Eren. Tentunya pengerasan tubuh titan ini akan digunakan untuk misi perebutan dinding Maria nantinya, dan mereka benar-benar akan sangat bergantung pada Eren nantinya.

"Rachel, ambil kudamu dan bersiap pergi ke kota denganku." Levi yang baru saja datang dari luar rumah, langsung menghampiri gadis yang tengah mengelap meja makan dengan tenang.

Rachel yang merasa di ajak bicara langsung berdiri tegak, "Kita akan pergi kemana?" Tanyanya.

"Jangan banyak bertanya dan bersiaplah." Jawab Levi singkat.

"Ah, baiklah Le– maksudku Kapten Levi." Ujarnya kaku.

Semenjak kejadian di kamar Levi tempo hari, dia mencoba untuk memanggil pria itu dengan pangkatnya. Ya walaupun sebenarnya Levi tidak benar-benar protes saat saat itu, namun kenyataannya pria itu tetaplah atasannya yang harus di hormati–setidaknya kalau dia sedang berada di depan teman-temannya yang lain.

Tak ingin membuat Levi menunggu lebih lama akhirnya gadis itu segera melepas perlengkapan bersih-bersihnya dan bersiap untuk keluar dari rumah.

"Rachel!" Panggil Mikasa sebelum dia benar-benar pergi dari sana.

"Ada apa Mikasa?" Tanyanya bingung.

Mikasa sempat melirik Levi yang masih bersandar di depan pintu rumah untuk menunghu Rachel sebelum akhirnya berbicara.

"Berhati-hatilah dengan pria pendek itu." Kata gadis berambut pendek itu singkat.

Rachel langsung membulatkan matanya kaget mendengar ucapan Mikasa yang terlampau santai itu. Ya meskipun terkadang gadis itu senang mengumpat Levi tapi dia takkan pernah berani untuk melakukannya langsung dihadapan pria itu. Sedangkan Levi yang mendengar itu hanya berdecih sebelum akhirnya keluar meninggalkan mereka.

SPECTRUM // Levi Ackerman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang