Kelemahanku bukanlah ketakutanku. Yang kutakutkan ketika lemah dalam kelemahanku.
-Nada Cita Tamara-°Prolog°
llllllllllllllllllllAula SMA Talent Nusa
Nada menuntun kaki berbalutkan sepatu kets putih ke belakang panggung. Langkah kakinya sedikit terburu-buru dan seperti sedang menahan sesak.Lorong remang-remang menyambutnya di muka pintu. Hatinya seketika ciut melihat segerombolan anak laki-laki berseragam sedang berkumpul di depan pintu kamar mandi. Terdapat dua kamar mandi yang sedikit berjarak. Kamar mandi yang pertama, khusus untuk kamar mandi cowok. Sedangkan kamar mandi di ujung lorong adalah kamar mandi cewek.
Kesalahan pertama, ia tidak mengajak salah satu sahabatnya untuk menemaninya. Kesalahan kedua, senjata semprot saus untuk jaga-jaganya pun ketinggalan di tas. Dan akan menjadi kesalahan ketiga jika ia nekat untuk masuk kandang buaya.
"Ck, mereka ngapain juga di situ!" gerutunya dalam hati.
Segerombolan cowok yang tak di kenalinya itu tampak senyum-senyum kearahnya. Walaupun berseragam sekolah, tetap saja kejahatan bisa berasal dari mana saja.
Nada mengeratkan genggamannya. Nekat, tanpa aba-aba ia masuk ke dalam kamar mandi cowok.
"Aaa!" Nada melonjak seketika.
Bau busuk menyeruak begitu saja saat ia membuka pintu kamar mandi. Dan hampir saja ia memuntahkan isi perutnya karena tidak tahan menghirup aroma yang tidak sedap. Nada mengurungkan niatnya dan pandangannya tertuju pada kamar mandi yang terletak di ujung koridor. Langkahnya sedikit gemetar dan takut-takut.
Cowok dengan kumis tipis-tipis tampak menyambutnya. "Dek, mau ke kamar mandi, kan? Abang jagain di depan," ucapnya lengkap dengan senyum jahil.
Nada menunduk saat melewati mereka. Hasrat untuk melawannya ia tepis jauh-jauh. Karena keadaannya sekarang sedang darurat. "Permisi," ucap Nada cepat lalu menutup dan tak lupa mengunci pintu kamar mandi.
Nada bernafas lega saat ia berhasil masuk ke dalam kamar mandi. Rupanya sekumpulan cowok-cowok pemain musik itu hanya usil padanya. Baru saja Nada merapikan seragamnya, tiba-tiba lampu kamar mandi mati secara mendadak. Nada bergerak cemas saat tidak menemukan saklar lampunya. Ia pun merogoh saku untuk mencari ponselnya, tapi ingat jika ia juga meninggalkannya didalam tas. Buru-buru Nada berlari ke pintu keluar. Sialnya pintunya juga terkunci! Pasti ada yang mengerjainya, tebak Nada.
"Hei, buka pintunya!" Nada menarik knop pintunya dan tak berhasil.
Matanya mulai memanas. Ia memperhatikan sekeliling kamar mandi yang temaram. Hanya ada ventilasi minim cahaya yang berada di sudut ruangan. Nafasnya mulai tidak teratur dan lututnya semakin lemas.
"Ma, Pa," lirihnya.
"Tolong."
A/N: Singgah juga di ceritaku yang lain😍
Update setiap hari sabtu.Salam ramah,
Noppy
KAMU SEDANG MEMBACA
N A D A [hiatus]
Teen FictionNada Cita Tamara Gadis yang hidup dimasa kini, namun ingatannya terjebak dimasa lalu. Gadis yang selalu bersikap baik-baik saja. Padahal, disetiap malam dirinya selalu dibayangi oleh kegelapan. Mempunyai 4 orang sahabat yang menjadi sumber kekuatan...