Pria itu datang dengan membawa sesuatu, ia membawa wanita lain digendongnya. Pintu besi yang berat itu terbuka. Ae ri dan Mina yang sedang lemas terkejut dan Ae ri langsung melihat kalender yang ditandai pria tersebut.
"D-Day, hari ini tanggal 10 Juni, andwe andwe.. andwe," teriak Ae ri ketakutan. Mina pun hanya bisa meringkuk dan menangis dipojokan sel. Ae ri langsung kearah Mina, " Mina, ingat aturan mainnya kita harus bisa menang agar selamat". Pria itu meletakkan wanita lain yang hampir tewas dilantai kemudian masuk ke sel dan menyeret Ae ri keluar. Mina pun semakin ketakutan melihat itu.
"Eonnie, eonnie andwe andwe." Mina merangkak dan hendak meraih tangan Ae ri.
Mina melihat pria itu menyiksa Ae ri dihadapannya, dan ia hanya bisa menangis saja. Kemudian Ae ri yang sudah tidak berdaya pun melihat ke arah Mina. Pria itu datang ke sel dan menyeret Mina keluar. Ia juga menyiksa Mina sampai keduanya tidak berdaya.
Pria itu ke mengambil sesuatu dari kantung plastik, ia memberikan keduanya makanan.
"Ini makan," pria itu memberikan makanan pada mereka dan ia tertawa. Mina dan Ae ri berusaha keras untuk mengambil makanan itu, mereka pun makan.
Setelah melihat mereka makan. Pria itu menutup mata ketiga wanita itu dan mengikatnya dengan tali seperti tahanan . Ia menyeret ketiganya dan naik van miliknya. Pria itu membawa mereka kesuatu tempat.
~~~~
Pria itu menghentikan mobilnya, lalu menurunkan ketiga wanita itu. Kemudian melepaskan penutup mereka. Wanita-wanita itu mulai ketakutan dan Histeris. Mereka mulai memohon untuk dilepaskan.
" Diam, sstt.sstt , aku tidak akan membunuh kalian hari ini. Hehhehe, kalian sendiri lah yang bunuh diri," kata pria itu sambil tertawa jahat. " Aturannya sama, hanya lokasinya berbeda. Ini akan menyenangkan hehehe," lanjut pria itu.
"Tolong lepaskan aku, aku tidak mau mati toolong," rintih wanita itu. Sedangkan Mina dan Ae ri hanya menangis sambil ketakutan.
"Tolong kasihani aku, aku akan berikan kau apapun," bujuk Mina. Tapi pria itu tidak terbujuk dan semakin risih mendengar mereka.
"Aku hanya ingin bermain dengan kalian," bisiknya sambil mengusap air mata Mina. Mereka pun semakin menangis ketakutan.
"Aku lepaskan kalian, aku hitung 1 sampai 10 lalu akan ku cari kalian satu persatu. Lari lah keluar labirin ini jika kau bisa. Jika kalah akan mati, yang menang akan hidup," jelas ria itu sambil membukakan ikatan pada ketiga wanita itu.
Setelah wanita itu dilepaskan, ia mendorong pria itu da mengambil pisau yang terjatuh didekat pria itu. Kemudian wanita itu lari masuk ke labirin.
"Awas perangkap!! Aish kau terlalu semangat, gamenya belum dimulai!!," teriak pria itu sambil kembali jongkok dan melepaskan tali Mina dan Ae ri. Kemudian pria itu mengambil palu andalannya. Saat menoleh, Ae ri dan Mina sudah masuk dalam labirin juga.
Labirin itu dipenuhi perangkap yang sudah dipasang sebelumnya. Kenyataannya tidak ada yang bisa keluar dengan selamat kecuali pria itu. Ia sudah menutup jalan keluarnya dan memasang perangkap disana. Jadi semua jalannya buntu, mereka bertiga masuk hanya untuk berputar-putar lalu mati. Labirin itu terletak ditengah hutan yang tidak dapat ditemui siapapun karena areanya terlarang.
"Aku mulai yaaa.. satuu.. duaaa....tiga," teriak pria itu dan mencari ketiga wanita itu sambil menyeret palu kesayangannya. Ia hanya tinggal mengikuti jejak darah yang ditinggalkan.
"Mina, josimhae banyak perangkap. Pelan-pelan saja," teriak Ae ri sambil menyeret langkahnya menyusul Mina yang panik dan berusaha lari dengan sembrono.
"Eonni, Palliwa aku tidak mau mati. Aku mau keluar," rintih Mina sambil menangis dan berusaha jalan dengan cepat.
Namun tiba-tibaa
" AAAAAAAAAAAAA!!!!!!!," Mina dan Ae ri mendengar teriakan wanita itu.
" Dia mati aaaaaa," ucap Mina sambil menoleh pada Ae ri. Kemudian ia mempercepat langkahnya karena ketakutan. Ae ri berusaha menenangkan Mina sambil mengerjanya.
"Minaa josimhae!!! kidaryeo," teriak Ae ri karena kehilangan Mina saat mengejarnya.
" Yaaaaaa!!!!!," teriak Ae ri putus asa. Dia lelah, kehilangan fokus, dan ia pun akhirnya menyerah. Ia meringkuk sambil menangis karena tidak bisa berjalan lagi. Akhirnya ia berjalan ngesot mencari tempat persembunyian diantara celah- celah gang buntu. Kemudian ia menangis dan merasa hopeless menunggu pria itu datang.
Tidak lama kemudian Mina kembali kearahnya namun tidak melihatnya. Ae ri pun memanggil Mina namun tidak direspon. Mina terlihat tergesa-gesa sambil menyeret kakinya. Ae ri berusaha bangkit menyusul Mina, nahas nya Mina terkena perangkap.
"Eonni, tolong aku," rintih Mina yang terkena jebakan sambil mengulurkan tangan pada Ae ri. Ae ri pun menangis sambil merangkak lemas menuju Mina.
"Andwe.. andwee.." rintih Ae ri yang sudah tidak berdaya. Sambil mengambil batu, berusaha berdiri, dan memukul pria itu dengan penuh amarah dan emosi. Pria itu merasakan sesuatu dibelakangnya kemudian ia mengelak dan menyerang Ae ri.
"Hebat kau Ae ri, menang lagi," pria itu datang ke arah Ae ri menyuntikkan sesuatu padanya, kemudian Ae ri pun pingsan. Lalu pria itu menyeret jasad Mina dan menggendong Ae ri kembali ke mobilnya.
Jasad Mina dan wanita itu diletakkan dibagasi. Sedangkan Mina diletakkan dikursi penumpang dengan mata tertutup serta tangan dan kaki terikat.
Mereka pun menuju Daejon malam itu juga.
~~~~~
Josimhae : Hati - Hati.
Andwe : Tidak/ jangan.
Eonni, Palliwa : Kak, Ayo cepat.
berjalan ngesot : Seseorang yang menyeret kedua kaki nya menggunakan tubuh dan tangannya sebagai kekuatan untuk berjalan. ( Bahasa daerah.)
Kidaryeo : Tunggu aku
[LIKE+COMMENT+SHARE+VOTE]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek ( A Perfect Game for Life)
Mystery / ThrillerSial!! dia lolos lagi, dimana dia bersembunyi. Aku harus menemukannya sebelum terlambat. Ayo pikirkan dimana dia. [Park Hana] Aku terlahir seperti ini, aku pun tidak bisa mengubahnya. Apa aku harus berhenti? ini menyenangkan. Temukan aku jika kali...