Day 5 : Welcome to Brighton City, Americans!

271 66 49
                                    

   

   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



    Jumat, 9 Agustus 11.25

         "Selamat datang di Kota Brighton!" seru Kyle yang membaca papan penanda jalan. Secepat mobil SUV yang kami kendarai melaju, secepat itulah papan pembatas Kota Brighton melintas dan menghilang dari radar kami.

         Aku menyerahkan permasalahan destinasi sepenuhnya kepada Kyle, dan cowok itu menganggap Kota Brighton adalah lokasi yang romantis untuk berkencan bersama pasangan pilihan. Di tengah perjalanan, aku diam-diam melakukan riset. Hanya untuk menggulirkan kedua bola mata—karena sebetulnya Kyle memilih Kota Brighton, dengan alasan lokasinya adalah yang terdekat daripada kota lainnya. Apabila diukur dari pedesaan tempat kami menetap.

        Kyle menyunggingkan senyum lebar menggoda, setelah aku tertangkap basah mengamatinya. Aku nggak luput melihat alis cokelat terangnya yang melengkung. Alis yang indah. Alis indah yang menempel di wajah indah, yang menempel di kepala indah, dan menempel di tubuh yang sama indahnya. Betapa beruntungnya aku memiliki pengagum rahasia sepertinya. Uh, ralat. Kurasa bukan rahasia lagi, semenjak Kyle mengakui kekagumannya tentangku.

        Di sisi lain, aku merasa kasihan pada cowok itu. Kyle begitu antusias menganggap semua ini kencan super romantis, seakan-akan dia memiliki kepercayaan diri bahwa kami berdua memiliki masa depan bersama. Aku nggak ingin merusak kesenangannya, sehingga aku turut bersandiwara. Apabila 'mencari tahu bagaimana reaksi Cassio' bisa disebut sebagai alasan lain, maka kau bisa menganggap itu adalah alasan yang kuprioritaskan.

        "Aku membaca artikel, kota ini berhimpitan dengan lautan," ujarku memberi informasi.

       "Wow, aku nggak tahu kau melakukan riset."

        Aku menyeringai pendek mendengar sahutannya. "Kyle, aku cuma penasaran apakah disini aku bisa menemukan Starbucks atau nggak. Rasanya ada yang kurang jika kau melakukan perjalanan tanpa asupan kafein."

       Semakin jauh kami menulusuri Kota Brighton, semakin sering aku menemukan pemandangan yang memanjakan kedua netraku. Bukan. Aku bukan membicarakan pemandangan alam yang indah nian, sampai puisi-puisi gubahan para sastrawan nggak sanggup mendeskripsikannya. Aku sedang membicarakan pemandangan betapa besar dan mewahnya pusat perbelanjaan yang kulalui. Butik-butik desainer terkenal, gedung bioskop, salon kecantikan, dan berbagai macam spot foto yang kuyakin dapat mempercantik akun instagramku.

        Sialan, kegembiraan yang meluap-luap ini membuatku linglung.

       Kyle yang sedang menyetir nyaris kehilangan fokus, saat hamparan air asin yang luasnya tak terhingga menyambut kami dari sisi jalan sebelah kiri. Permukaan laut tampak tenang dan berkilau bak berlian di bawah paparan sinar matahari.

       Di sela-sela lantunan musik pop yang mengiringi perjalanan kami sejak awal, Kyle berdeham. "Sudah memutuskan kemana tujuan pertama kita?"

10 Days To Make Cassio Kisses Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang