Tersisa waktu 6 hari sebelum liburan musim panas berakhir. Kembali dibukanya SMU Shaddyside, sama saja menjadi ajang emas bagiku untuk merasakan simulasi hidup di neraka untuk selamanya. Perlu dipahami, peluangnya sangat besar—dimana orang-orang akan bergerombol mencemoohku—begitu aku baru menginjakkan kaki di koridor sekolah.
Entahlah, namun yang kupikirkan membuat situasi terkesan seolah-olah mereka semua adalah Cinderella, sementara aku adalah hasil mutasi dari Ibu tiri Cinderella dan kedua saudari tirinya yang super jahat.
Di sisi lain, sebuah rekor dunia berhasil kupecahkan dengan bertahan melanjutkan pertemanan bersama Becca Burton nyaris selama satu minggu di Instagram. Agak mustahil untuk dibayangkan, mengingat aku terkenal sadis sebagai seorang penindas kaum kutu buku—dan tanpa pertanda apapun—tahu-tahu saja aku berkubu dengan salah satu kaumnya.
Aku nggak mengerti bagaimana anomali itu bisa terjadi. Barangkali semua disebabkan kekuatan magisnya, yang turut memberiku kekuatan untuk bertahan. Dan, uh, hampir saja aku lupa untuk menyebutkan satu hal yang amat penting. Untuk ukuran seorang cewek kutu buku, Becca Burton tergolong manusia yang cukup aneh.
Pertama, ia memiliki kecenderungan untuk terobsesi dengan suaraku, karena nyaris setiap saat ia memaksaku untuk membalas pesan tertulisnya dengan voice note. Lagaknya mengenai hal ini, membuatku merasa seakan-akan aku terlahir dengan pita suara milik Ariana Grande dan Taylor Swift. Sementara aku berulang kali menggunakan voice note, Becca sangat lihai dalam membuat sejuta alasan ketika aku memintanya untuk nggak selalu memberi pesan teks.
Begini, Cewek California. Aku alergi kacang, dan beberapa jam yang lalu aku mengalami insiden mengerikan yang membuatku menelannya. Sekarang tenggorokanku membengkak hingga sebesar kepalan tangan ayahku. Well, salah satu contoh alasan yang pernah Becca gunakan. Cewek itu selalu menghindar, sehingga kuasumsikan ia memang nggak ingin menunjukkan seperti apa suaranya.
Kedua, 90 persen waktu berbincang kami di Instagram hanya digunakan untuk membahas kisah asmaraku dengan Cassio yang kandas berkat seni tuduh-menuduh ciptaan Margot. Semua terjadi karena Becca menginginkannya. Aku ingin membahas seperti apa kehidupan pribadi cewek itu, namun Becca nggak pernah ingin memalingkan wajah dari topik mengenai Cassio. Cowok pertama yang berhasil mematahkan hatiku.
Antusiasme Becca acap kali ia mengintrogasiku dengan pertanyaan seputar perasaanku pada Cassio, terlalu berlebihan—sehingga aku merasa keheranan sepanjang waktu. Maksudku, hei, Becca nggak pernah berkontribusi apapun dalam masa laluku bersama Cassio. Mengapa ia selalu penasaran dengan hal-hal semacam itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Days To Make Cassio Kisses Me [END]
Dla nastolatkówSemua gadis ingin rasanya bertukar badan dengan Skye Maxwell. Semua lelaki ingin rasanya mendapatkan kesempatan berkencan dengan Skye Maxwell. Memang siapa yang tidak ingin? Seorang gadis yang dianugerahi kecantikan, kepopuleran, dan kekayaan nomor...