Day 8 : The Prince Charming's Triumph

293 64 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senin, 12 Agustus 09.00


         Menurut Cassie, kedatanganku di Inggris, di desa ini, dan di tengah-tengah keluaraga Archibald, memberikan pengalaman yang mewarnai hidupnya dengan warna-warna cerah. Aku cukup yakin cewek itu kehilangan akal sehat. Masalahnya, sejauh ini aku sangat natural dalam merajuk. Aku selalu mengomel dan menghina tentang kebersihan, pekerjaan rumah, tanggung jawab, makanan, susah sinyal, bekerja di toko sayur, dan sistem 'satu kamar mandi untuk satu keluarga'.

          Bagaimana bisa Cassie berlagak seakan-akan kehadiranku adalah anugerah Tuhan?

          "Well, sebelum kau datang—hidup kami hanya seputar berjualan di toko sayur, membereskan rumah, menjaga adik kembar kami selagi Ibu pergi dalam perjalanan bisnis, dan menjelajahi hutan yang telah kami datangi ribuan kali. Kau, Skye," Cassie menepuk pelan bahuku, "menghapus monotonisme itu."

          "Meskipun aku sangat berengsek, dan nggak menghargai semua pemberian kalian yang alakadarnya?" tanyaku memastikan, seraya berusaha menaikkan salah satu alisku—seperti yang sering dilakukan Cassio. Sayang sekali aku masih payah dalam melakukannya. Kedua alisku justru terangkat bersamaan, dan menarik semua otot wajahku hingga terbentuk kerutan dahi yang dalam.

          Cassie yang semula hanya duduk di tepi ranjang, kini merangkak mendekatiku yang meringkuk seperti bola raksasa di atas ranjang. Cewek itu duduk bersila di ujung kakiku.

          "Kau mungkin memang banyak protes, sih, tapi kapan lagi aku bisa melihat Cassio versi cerewet jika bukan karena dirimu?"

          Aku beruntung karena sedari tadi telah mengubur kepalaku ke dalam selimut, sehingga rona cerah di pipiku nggak akan ketahuan dengan posisi seperti ini.

         Perbuatan Kyle kemarin rupanya membangunkan singa yang tertidur pulas dalam diri Cassio.

         Begini, sesampainya di kediaman keluarga Archibald, satu-satunya hal yang kuinginkan adalah meringkuk di dalam kamar tidur, dan menguras habis air mataku atas rentetan nasib buruk yang menimpaku pada musim ini. Anehnya, Cassio bersikap lain. Ia geram dan jengkel padaku karena nggak menindaklanjuti perbuatan Kyle yang amat melecehkan sosok seorang gadis. Fakta bahwa aku nggak meninggalkan kasur selama nyaris 24 jam, membuat cowok itu bersikap seakan-akan hendak memecahkan semua barang pecah belah di rumah ini dengan tangan kosong.

         Maksudku, untuk ukuran seorang cowok yang memiliki status sebagai pacar cewek lain alias Margot, dan selalu mencemoohku dalam berbagai kesempatan, dia terlalu berlebihan dalam menghadapi tetek bengek tentang Kyle dan berbagai perbuatan bejatnya.

         Selagi mencungkil kotoran yang bersembunyi di bawah kuku panjangnya, Cassie bertanya, "Sebenarnya, Skye. Aku sangat setuju ketika Cassio memaksamu untuk mengadukan kejadian itu pada ayahmu. Kau sendiri pasti sadar, kan, cowok mesum sepertinya harus diberi pelajaran?"

10 Days To Make Cassio Kisses Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang