Vote and coment gays.
Jangan lupa juga buat follow.
Coment juga kalok banyak typo.***
Hari berlangsung begitu lama menurut Arya, ia ingin cepat-cepat selesai. Ia tak ingin lagi melihat gadis itu. Ia menghela nafas panjang tak memperhatikan penjelasan guru didepan, fikirannya sibuk berselancar.
Lagi-lagi ia menghela nafas panjang, entah sudah berapa kali ia melakukannya.
Sampai akhir pelajaran, ia lebih banyak menghela nafas ketimbang memperhatikan pelajaran. Arya melangkahkan kakinya keluar dari kelas setelah guru yang mengajarnya keluar. Ia ingin merilexkan otaknya karena otaknya terlalu letih bekerja. Bagaimana cara menemukan gadis 2 tahun lalu itu. Gadis itu tak pernah membuatnya bisa tidur hanya karena mengingat senyumannya.Tiba-tiba saja terbayang wajah gadis mungil dalam benaknya, gadis yang selalu ia temui. Gadis yang selalu ia coba hindari. Raya.
Hahh, shit!
Mengapa pula gadis itu muncul dalam benaknya?Ia menggeleng, berusaha menghilangkan wajah gadis mungil itu dalam benaknya. Tapi, bukannya menghilang. Malah terbayang saat gadis itu menghampirinya dan menanyakan kabarnya.
Arya menggeram kesal,membuat siswi yang berada dikoridor menatapnya dengan tatapan heran. Ia mengabaikan tatapan heran dari orang-orang yang tengah menatapnya. Ada apa dengannya ? ia tak menyukai gadis itu bukan ?. Entah sudah berapa kali ia menanyakan ini pada dirinya sendiri. Sepertinya ia akan gila.
Tanpa Arya sadari, seseorang tengah menatapnya dengan kening berkerut. Sepertiny sesuatu telah terjadi pada pujaan hatinya. Apa ia harus menghampirinya ?tapi ia harus segera berlatih.
Samperin
Enggak
Samperin
Enggak
Samperin
'sekali-kali gg papa lah ya gg latihan.'
Raya menimbang-nimbang,apakah ia akan menghampiri Arya atau tidak. Dan ia putuskan bahwa ia harus kesana.
Raya mengikuti langkah panjang Arya beberapa langkah dibelakangnya.
Ini adalah momen yang sulit ditemukan. Ia harus mengabadikan momen ini.'ahhh...handphone gue ketinggalan'
Raya mempercepat langkahnya,berusaha menjajarkan langkahnya dengan langkah panjang Arya.
Ia tersenyum lebar saat Arya menghentikan langkahnya kemudian menatapnya dengan tatapan yang...
sulit diartikan.Tak ada yang ingin memulai pembicaraan, Raya ingin memulainya. Tapi,wajahnya sudah merona hanya dengan Arya menatap tepat pada bola matanya, suaranya juga seperti tertahan di tenggorokannya. Arya memajukan langkahnya mendekat kearah Raya,refleks Raya memundurkan langkahnya sampai tubuhnya benar-benar menyentuh tembok.
Jangan tanyakan bagaimana kabar jantungnya. Jantungnya meronta ingin cepat-cepat keluar dari sangkarnya.'jantung gue maratonnya kecepetan,gue kehabisan oksigen'
Arya semakin mendekat dengan wajah datarnya,para siswa SIBO yang tadinya berlalu lalang kini mulai mengelilingi mereka berdua. Suara teriakan,bisikan terdengar.
Tapi Raya tak fokus pada itu. Jantungnya masih berpacu mengalahkan jet tempur. Mata Raya tak pernah berpaling dari bola mata coklat terang milik Arya. Ia juga begitu kesusahan menelan salivanya.
Rasanya jantungnya akan meledak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raya
Teen FictionDiantara banyaknya lelaki di dunia,Raya Ardina yang akrab di panggil Raya itu menyukai seseorang yang selalu mengacuhkan keberadaannya,padahal banyak lelaki di luar sana yang mengharapkan seorang Raya Ardina membuka pintu hati nya. Apakah Raya mamp...