Hari Terakhir

1.3K 225 20
                                    

Setelah sarapan bersama, Irene dan Seulgi pun keluar dari hotel dan pergi ke toko-toko kecil pinggiran pantai depan hotel.

Seulgi memotret kios-kios kecil yang ramai akan pengunjung, sedangkan Irene sedang melihat-lihat tas rajutan.

"Kak, ke pantai yuk, pemandangannya lagi bagus," ajak Seulgi sambil menunjuk kameranya bertanda dia mau memotret.

Irene melihat ke jam di tangannya, sudah jam 11 sedangkan jam 1 dia harus check-out.

"Kamu aja, keburu jamnya," jawab Irene.

Seulgi tersenyum, "Gak jadi deh,"
"Loh, kenapa? Sana aja gapapa, kamu kan harus motret, Seul,"

Seulgi menggeleng, "pemandangan disini lebih bagus,"
"Cuman kios-kios bagus gimana?"

Seulgi tiba-tiba memotret Irene, lalu menunjukkan hasilnya kepada Irene.

"Gini," jawab Seulgi ketika Irene melihat hasil potretannya.
"Apaan sih?" Irene terkekeh malu lalu lanjut memilih-milih oleh-oleh.

Sudah setengah jam Seulgi duduk di sebuah kedai kecil di pinggir pantai, dia sedang melukis sebuah hasil potretannya, sedangkan Irene masih berbelanja di kios-kios dekat kafe. Seulgi tidak tahan mengikuti Irene yang terus memutari tempat berbelanja itu, makanya Irene menyuruh Seulgi untuk menunggunya di kedai kopi.

"Seulgi," panggil Irene.

Seulgi menoleh, "Ya Tuhan, banyak sekali,"

Irene membawa banyak sekali kresek dan kantong belanja.

"Iya, buat Yeri," jawab Irene mengangkat 3 kresek belanja di tangan kanannya.

"Yang itu?" tanya Seulgi menunjuk 5 paper bag belanjaan di tangan kiri Irene.

"Buat teman-temanku yang kerja di toko kue," jawab Irene.

"Sebanyak itu yang kerja?" tanya Seulgi karena satu paper bag itu isinya ada beberapa bath bomb.

"Aku punya 3 toko, 1 toko isinya 5 orang jadi 15 orang, masing-masing aku kasih 2 buah bath bomb,"
"Wow, bosnya baik banget, dikasih oleh-oleh mahal,"
"Gapapa, mereka sudah berkerja keras, hahaha,"

"Padahal bath bomb mahal. Tapi baik banget dia ngasih buat pekerjanya, dasar malaikat,"

Seulgi menatap Irene lama dengan senyuman di bibirnya.

"Itu apa?" tanya Irene melihat sketsa gambar Seulgi.

Seulgi cepat-cepat menghalangi lukisannya, "Pemandangan pantai,"

"Aku mau lihat,"
"Jangan!"
"Kenapa?"
"Belum jadi, tunggu jadi aja,"

Irene mengangguk, "Ayo, makan siang,"

Seulgi cepat-cepat membereskan barangnya, "aku bawain, Kak," Seulgi mengambil paper bag di tangan kiri Irene.

"Kamu udah bawa ban–"
"Makan di tempat pizza sebelah enak loh, Kak. Yuk!"

Seulgi berjalan di depan Irene dengan  loncat-loncat kecil kegirangan, Irene tersenyum menggelengkan kepalanya.

"Mirip beruang,"

Cekrek cekrek cekrek

Irene berkali-kali memfoto Seulgi yang lumayan jauh di depannya menggunakan kamera HPnya. Irene melihat hasilnya dan merasa puas dengan potretannya.

Irene dan Seulgi duduk di balkon rumah makan pizza yang menghadap pantai itu.

"Seulgi," panggil Irene.

Dia [Seulrene]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang