Setahun sudah Irene berada di Paris, mengembangkan bisnis rotinya bersama Yeri. Mungkin hidup Irene terasa lebih bebas, terasa lebih bahagia di Paris, tapi Irene belum bisa berdamai dengan rasa nyamannya di Kota Ljubljana belum bisa berdamai dengan rasa rindunya di Kota Koper.
Irene duduk di meja kerjanya, dia terus memandang sebuah potret dua orang wanita yang secara tidak sengaja berciuman untuk pertama kalinya. Irene menghela nafasnya, bibirnya tersenyum tipis mengingat lagi kala itu. Sudah setahun lebih tapi memorinya masih terputar jelas.
"Kamu tau, Kak? Kamu itu aneh sekali! Kalau kamu cinta sama dia harusnya kamu membiarkan dia menghubungimu, asal Kakak tau, kakak bisa lebih bahagia kalau Kakak terus berhubungan dengannya," kata Yeri yang duduk di sofa sebelah meja kerja Irene.
"Kamu tau dari mana aku bisa lebih bahagia?" tanya Irene membuyarkan lamunannya.
"Feeling, aku bisa merasakan kalau kalian berdua bisa melewati segala susah-senang bersama!"
Irene hanya menggelengkan kepalanya, "Sudah lah, jangan terlalu berharap, Yeri,"
"Kakak itu selalu pesimis tentang cinta!" kata Yeri sambil memberikan 2 buah brosur pameran lukisan kepada Irene lalu pergi keluar dari ruang kerja Irene.
Dalam seminggu Irene bisa mendatangi 3-5 pameran lukisan. Semenjak Irene bertemu dengan Seulgi, Irene menjadi sangat tertarik dengan lukisan. Dalam kesempatan lain, Irene berharap dia bisa bertemu dengan Seulgi di pameran itu. Tapi mengingat dirinya terpisahkan oleh jarak membuat Irene berpikir kalau kebetulan untuk bertemu dengan Seulgi itu sangat tipis, benar-benar tipis.
"Makasih, Dik!" kata Irene setelah Yeri keluar dari ruangannya.
Brosur pertama adalah sebuah pameran lukisan dari seorang seniman terkenal di Kota Paris, pamerannya akan digelar Sabtu siang besok. Irene akan datang karena dia merupakan penggemar dari seniman ini, selain itu pameran kali ini benar-benar menarik, karena si Seniman ini akan memajang lukisan yang dia sangat kagumi akhir-akhir ini. Dan katanya lukisan itu sangat mahal karena keindahan dan terasa sangat nyata. Si Seniman, Renoir Yvone, belum pernah memberitahu lukisan-lukisan kesukaannya, jadi di pameran kali ini dia akan menunjukan beberapa lukisan itu.
Di brosur kedua adalah brosur lelang lukisan yang juga Renoir Yvone lakukan di hari minggu. Irene hanya akan menonton karena dia tidak mungkin bertaruh uang untuk sebuah lukisan, menurut Irene hanya membuang-buang uang, tapi Irene senang melihat orang-orang terus menaikan harga untuk mendapatkan sebuah barang lelang.
•
Irene memasuki gedung pameran dan langsung melihat-lihat lukisan karya Renoir Yvone ini. Tidak dapat dipungkiri lagi, memang karya-karyanya Renoir Yvone selalu membuat Irene takjub.
Hampir setengah jam Irene memutari tempat pameran itu, Irene pun terdiam di sebuah zona bertuliskan Yvone's Favorites. Ternyata lumayan banyak karya-karya seniman lain yang Renoir suka dan pajang.
Ada sebuah lukisan pemandangan danau dengan seseorang yang sedang bersandar menghadap danau dan orang itu sedang memegang roti.
"Aku sering melihatmu hadir di pameran Tuan Yvone, kamu mau bertemu dengannya?" tiba-tiba saja seorang berpakaian jas tampak seperti bodyguard menghampiri Irene.
Irene terkejut setelah dia berpikir, Irene mengangguk gugup. Dia memang selalu pergi ke pameran Renoir Yvone tapi tidak pernah bertemu dengannya secara langsung.
Irene berjalan mengikuti bodyguard itu sampai akhirnya masuk ke dalam ruangan yang hanya berisi beberapa orang.
"Tuan," panggil bodyguard itu.
Yang dipanggil tuan menoleh, seseorang berparas karismatik ini langsung tersenyum ketika melihat Irene datang bersama bodyguardnya.
"Terima kasih, Cellisto," kata Renoir kepada bodyguardnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia [Seulrene]✔️
Hayran KurguDi suatu hari tanpa sengaja kita bertemu Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta Hati ini kembali temukan senyum yang hilang Semua itu karena dia Anji - Dia. ⚠️ GXG AREA ⚠️ Copyright ; aloyalpanda.