Two || Zayn Malik

1.4K 83 2
                                    

Zayn sedikit merasa terganggu dengan teriakan dan ocehan yang di timbulkan oleh kawan-kawannya di lantai bawah.

"Berisik sekali mereka" gerutu Zayn yang tengah sibuk mencoret-coret dinding kamarnya dengan sebuah spidol.

Begitulah kelakuan Zayn Malik jika sedang tidak ada kegiatan di luar rumah yang menyangkut dengan dirinya atau pekerjaannya sebagai seorang penyanyi. Mencoret-coret dinding kamar dengan spidol atau pun cat semprot.

Zayn bilang itu adalah seni. Walaupun sudah berkali-kali teman-temannya mengatakan agar ia tidak mencoret-coret dinding kamar,namun tetap saja Zayn mengabaikan teguran-teguran dari temannya.

Zayn yang sedang asik menggambar di dinding itu mendengar derap langkah kaki seseorang yang sedang berjalan. Karena penasaran dengan apa yang terjadi di lantai bawah tadi,Zayn pun memutuskan untuk bertanya kepada si pemilik langkah kaki itu dan menghentikan kegiatannya sejenak.

Zayn memutar knop pintu dan membukanya. "Harry" panggil Zayn begitu melihat Harry yang baru saja akan masuk ke dalam kamarnya --kamar Harry dan Zayn saling berhadapan--

"Apa?" ucap Harry menoleh kearah lelaki berdarah pakistan-inggris itu.

"Tadi di bawah ada apa? kok berisik banget?" tanya Zayn penasaran.

Harry kembali menutup pintunya dan mengurungkan niat untuk masuk ke dalam kamar miliknya.

"Oh itu,si Niall. Kau taulah dia begitu ribet dengan urusan makanan" ujar Harry santai.

"Kau meledeknya lagi ya?" tanya Zayn yang sudah hafal dengan tingkah Harry yang suka sekali meledek Niall dengan mengambil makanan miliknya.

Harry tersenyum menampilkan deretan giginya. Namun pandangannya teralihkan pada kamar Zayn yang pintunya sedang terbuka dan menampakan coretan-coretan dindingnya.

"Kau mencoret-coret lagi,heh?" ucap Harry mengalihkan pembicaraan.

"Eng.." Zayn langsung salah tingkah begitu Harry mendaratkan sebuah pertanyaan padanya.

"Iyakan?" tanya Harry menaikan satu alisnya.

"Ti-tidak" dusta Zayn.

"Jangan bohong,Malik. I know it" ucap Harry memicingkan matanya.

"Sungguh aku tidak membuat coretan-coretan lagi" ucap Zayn mempertahankan kebohongannya.

"Liar!" ucap Harry. "I'm not" bela Zayn.

"Heh,kalau mau berbohong yang pinter dong. Kau saja sedang memegang sebuah spidol yang biasanya kau gunakan untuk menggambar" ucap Harry menahan tawanya.

Zayn tersenyum canggung begitu menyadari bahwa dirinya masih memegang spidol yang biasa ia gunakan untuk menggambar.

Sedetik kemudian Harry sudah meledakan tawanya dan pergi memasuki kamarnya meninggalkan Zayn yang masih mematung di depan pintu.

"Well,Malik. Kau memang tidak di takdirkan untuk menjadi seorang pembohong." ucap Zayn pada dirinya sendiri sebelum masuk kembali ke dalam kamar dan melanjutkan corat-coretnya.

"Masa bodo dengan mereka yang akan terus melarangku untuk mencoret-coret. Yang jelas aku senang dan kegiatanku tidak menggangu orang lain" ucap Zayn begitu kembali mencoret-coret tembok.

This Is UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang