❝Tidak semua perpisahan itu menyakitkan, kadang ia ada untuk mengajari kita bagaimana caranya untuk merelakan.❞
--------------------------------------
"Terimakasih dan maaf."
- L
-------------------------------------
5k+ words and sorry for typo ^^
------------------------------------
"Dek," sebuah suara membuat Jia terganggu dari kegiatannya yaitu membaca novel.
Gadis itu mendengus kesal lalu menoleh ke arah sumber suara.
Jika itu kakaknya maka ia akan menjambak rambut itu dengan keras, tapi nyatanya bukan. Bukan sosok pria tampan yang suka luntang-lantung bawa gitar ke sana kemari gak jelas kayak kakaknya. Tapi satu sosok pangeran dengan senyum manis dan lesung pipi diwajahnya.
Jefry tersenyum manis, "mau ikut kakak jalan-jalan gak? Ntar kakak beliin makanan deh. Apapun kesukaan kamu."
"Jangan mau dek. Mending ikut kakak, ntar kakak beliin permen milk*ta," ujar Teran yang tiba-tiba muncul.
Jia kaget.
Kenapa jadi banyak teman-teman kakaknya datang ke rumah malam-malam begini. Padahal niatnya ia ingin nonton film dengan kakaknya di ruang tamu. Tapi kalau begini mana bisa.
Thio juga terlihat hadir dan langsung duduk di samping Jia, "heh lo pada jangan gangguin adek gue. Lo pada kayak om-om yang lagi ngerayu anak kecil trus di culik deh. Jangan mau dek."
Gadis itu hanya mengangguk setuju. Padahal di dalam hati ia mau-mau aja kalo yang nyulik modelan Jefry. Mau dibawa ke mars juga kalo sama Jefry ya mana nolak atuh kang.
"Jangan mau sama Si Jefry. Playboy dia. Ntar adek gue jadi mangsa lagi," Theo lewat lalu melemparkan jaketnya ke arah Jefry hingga mengenai wajahnya.
Jia tertawa menikmati kekonyolan itu dan menonton keributan itu dengan tenang.
Tadi ia sibuk memikirkan hari esok yaitu hari kelulusannya. Malah tadi kakaknya yang terlihat lebih panik menyiapkan segalanya untuknya besok. Padahal hanya perayaan kecil di sekolah.
"Besok mau dibawain bunga apa dek?" kali ini John yang bersuara.
Jia terlihat berpikir sejenak, "hmm, mawar aja ka. Aku suka mawar putih."
"Mawar putih? Besok kakak bawa pake truk," kata Yudha.
Mulai buchen gaes. Ga ilang-ilang rupanya.
"Gak usah ngadi-ngadi lu," protes kakaknya.
Jia menggeleng pusing melihat kelakuan para lelaki tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLDEST | NA JAEMIN ✔
Fanfiction[END] [SELESAI DIREVISI] "Tentang Fajar dan Malam yang saling jatuh cinta." Arka Naresha Arviandy, cowok dingin dan kasar. Anak Fisika kesayangan semua guru. Dingin tapi jadi pujaan semua orang. Julukannya adalah kulkas berjalan bisa dibayangkan bag...