❝Manusia datang dan pergi dengan berbagai macam alasan, entah itu karena keinginannya atau karena takdir yang memaksanya pergi.❞
-----------------------------------------
Warning 4k+ words
----‐---------------------------------------
"Gimana liburannya tuan putri?"
Jianra Rivanya Putri mendengus begitu Geraldy menghampirinya dan mengambil tempat tepat di sampingnya. Tidak lupa ditemani beberapa buku yang selalu menemaninya.
Sambutan yang luar biasa dari seorang Geraldy Aileen dihari pertama ia kembali ke sekolah setelah diskors selama seminggu. Harusnya ia mendapatkan sambutan hangat tapi sepertinya tidak mungkin.
Saat pertama kali menginjakan kakinya di depan gerbang saja seluruh mata langsung menuju padanya. Mereka menatap Jia hina, seakan ia melakukan sesuatu pembunuhan paling sadis. Jelas-jelas itu kesalahpahaman.
Kurangnya bukti membuatnya kesulitan. Beruntung kedua orangtuanya bisa mengatasi segalanya, setidaknya ia ingin menghabiskan masa-masa sekolahnya di sini sebelum hari kelulusannya nanti.
Gadis itu menyikut keras lengan lelaki itu hingga ia meringis kesakitan. Bisa-bisanya lelaki bermarga Liu itu mengejeknya walaupun secara tidak langsung. Tetap saja itu membuat Jia jengkel.
"Gue diskors! bukan liburan ya bangsat!" Jawabnya ngegas.
"Serem amad dah."
"Dah sana! ini kan tempat si Rendy!"
"Ngusir?"
"Iya udah sana!!!" Jia menendang kursi Rendy yang diduduki Geraldy sekuat tenaga hingga kursi itu bergeser jauh. Mau tidak mau lelaki itu mengambil langkah untuk pergi sebelum Jia melempar kursinya.
Kini ia kembali keposisinya semula. Menidurkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai bantalannya menghadap keluar jendela. Kelasnya berada di lantai dua hingga ia dengan mudah melihat segalanya dari jendela. Ia bisa melihat beberapa murid berjalan ke sana kemari dengan urusan masing-masing.
Beberapa murid terlihat baru sampai ke sekolah menggunakan sepedah, motor atau mobil. Beberapa juga terlihat mampir ke kantin padahal baru saja datang. Dan beberapa lagi dengan urusannya yang tidak bisa ditebak.
Ia juga bisa melihat seseorang melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum lebar hingga matanya ikut tersenyum. Kemudian orang itu terlihat berlarian dan membuat Jia semakin mengerutkan alisnya.
Tidak lama, seseorang datang dengan nafas terengah-engah dengan sebuah Headphone berwarna hitam bertengger dilehernya. Ia melangkah ke mejanya hanya sekadar menaruh tasnya lalu berjalan menuju Jia.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLDEST | NA JAEMIN ✔
ספרות חובבים[END] [SELESAI DIREVISI] "Tentang Fajar dan Malam yang saling jatuh cinta." Arka Naresha Arviandy, cowok dingin dan kasar. Anak Fisika kesayangan semua guru. Dingin tapi jadi pujaan semua orang. Julukannya adalah kulkas berjalan bisa dibayangkan bag...