Ditunggu Like and Comment nya 😋
Kenapa harus Lo yang hati gue suka?
°°°°°
Rena berjalan dengan telinga yang disumpal headset. Dia memasuki ruang perpustakaan dengan santai. Wajahnya terlihat bersumringah saat melihat novel-novel baru yang disediakan sekolah di rak buku fiksi remaja. Awesome!
Rena berjalan mendekat ke rak buku itu dan mengambil satu novel yang sejak pertama kali masuk membuat matanya berbinar. Sebuah novel yang dia inginkan dan baru diterbitkan satu bulan yang lalu. Oh sungguh bahagia dirinya saat ini, karena uang jajan yang ditabungnya tak keluar dari dalam tabungan ayamnya.
"Masyaallah! rejeki anak sholehah yang sudah dijamin baik dan berlabel halal ini," gumamnya sambil membolak-balikkan novel yang ia pegang.
"Tapi 'kan niatnya mau nonton sinetron ya. Gue bawa aja kali ya novelnya, umpetin dulu deh," gumamnya lagi lalu berjalan mengitari rak-rak buku menyembunyikan novel yang ia pegang.
Rena celingak-celinguk memastikan tidak ada satu orang pun yang diam-diam atau terang-terangan melihat ke arahnya.
"Gilaaa. Sholehah banget gue, saking sholehahnya gue ngumpetin beginian aja gak ketahuan. Untung perpustakaan lagi kosong, bangga banget sama diri sendiri," ujar Rena pelan lalu berjalan dan duduk di salah satu kursi.
Rena menyumpal telinganya dengan headset yang selalu ia bawa kemana-mana. Dia membuka youtube dan melanjutkan video yang ia tonton semalam.
Langit malam terlihat lebih indah. Sang Rembulan terlihat tengah tersenyum melihat lampion-lampion yang terbang ke atas langit diiringi senyuman setiap orang yang berada di pantai pada saat itu. Sungguh menjadi sebuah suasana yang terlihat romantis. Seorang wanita tengah tersenyum sembari menatap manik mata pria dihadapannya.
BRAK!
"Kudanil kurang adab!" Maki seorang gadis yang kini sudah menatap tajam pria dihadapannya. Sungguh jauh dengan adegan sinetron yang ditontonnya tadi.
"Lo kudanilnya," ujar pria yang telah menggebrak pintu perpustakaan tadi hingga membuat seorang gadis yang tengah menonton sinetron itu terganggu. Pria itu menatap orang yang tadi memakinya dengan senyuman mengejek.
Muka Rena memerah menahan marah, baru saja dia ingin menemui pria yang sudah mengganggu kegiatannya itu tiba-tiba seorang gadis di ambang pintu memanggilnya.
"Rena! Dipanggil Guru fisika." Teriak gadis itu.
Rena menoleh lalu mengangguk mengiyakan. Dia kembali menatap pria tadi,"manusia kurang adab!" Sinis Rena lalu pergi meninggalkan pria itu.
"Rena," ujar pria itu pelan setelah Rena pergi.
°°°°°
"Gue tahu kalau sebenarnya Lo suka sama gue. Tapi, kenapa Lo malah ngehindar dari Gue?" tanya Pria itu menatap sendu Rena.
"Gue gak ngehindar," ujar Rena memalingkan mukanya.
"Tatap mata gue, Ren. Kalau Lo emang gak suka sama gue," ujar pria itu menggenggam tangan Rena.
"Ada hati yang lebih berhak Lo bahagiain dibanding Gue, Ky." ujar Rena dengan mata berkaca-kaca.
"Tapi hati gue milih Lo buat gue bahagiain, Ren!"
"Gue juga, Ky! Tapi gue gak mau egois buat milikin Lo!" ujar Rena teriak.
Pria itu memeluk Rena dengan hangat. Rena, gadisnya yang selalu ia rindukan disetiap saat, namun hanya bisa ia genggam sesaat. Dia hanya bisa melihanya dari dekat dengan tetap menahan diri untuk tidak memeluknya meski sesaat.
Pelukan hangat yang sangat menenangkan. Rena terisak dalam pelukan itu. Merasa nyaman dalam jiwa yang luka. Rena ingin memiliki, tapi dia tak mau terlalu berambisi.
"Jauhin Gue, Ky," Rena mengatakannya dengan lirih.
"Gak akan pernah," ucap Pria itu.
Rena tak mengeluarkan suaranya lagi. Dia masih terisak menangis dalam dekapan hangat itu. Rena menangis diantara gelapnya malam dengan lampu tumbler yang mengelilingi taman.
Pria itu masih tetap memeluk Rena dan mengusap punggung Rena dengan lembut. Tak lama, dia mengurai pelukan mereka dan menatap Rena dalam.
"Pulang sekarang ya?" Rena mengangguk. Mereka berjalan beriringan meninggalkan taman yang di desain romantis, namun meninggalkan luka dan tanya.
°°°°°
Rena membuka buku diary nya yang sudah sejak satu tahun lalu ia simpan di dalam laci meja belajarnya. Rena membaca setiap kata yang ia tulis saat masa itu tiba. Dia kembali terisak dengan kepingan memori yang melintas dalam pikirannya.
"Kenapa harus Lo, Ky?" ucap Rena sambil mengusap air matanya.
Dia kembali membaca tulisannya.
Makasih udah ngajakin gue ke pantai. Makasih udah buat gue bahagia di hari ini, dear. Tentang sebuah benda kecil yang menggemaskan, gue akan tetap simpan sampai kapanpun. Meskipun nantinya Lo bukan jodoh gue, setidaknya gue punya kenang-kenangan yang masih bisa gue genggam dan mengingat hal tentang Lo.
Rena menengadahkan kepalanya. Dia sangat ingat sekali ketika pagi hari, Pria yang ia temui beberapa jam yang lalu itu menghampirinya saat ia sedang berlari pagi mengitari komplek.
"Woy!" ujar pria itu mengagetkan Rena yang sedang berlari santai.
Rena memekik kaget. Dia berhenti dari larinya lalu melotot marah pada pria yanh ada di sampingnya. Pria itu tertawa terbahak.
"Jalan yuk," ujar Pria itu tersenyum manis saat tawanya reda.
Rena menatap ke jendela kamar yang selalu ia tutup dengan tirai. Dia beranjak dari duduknya dan memilih tertidur diatas ranjang empuknya dengan isak tangis yang belum reda.
°°°°°
Hai! Apa Kabar?
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA SEMUANYA😚
Retno minta maaf ya atas semua kesalahan yang udah Retno perbuat. Apapun itu. Maafin Retno kalau Retno buat kali ini maksa minta vote sama kalian😂😂😂
Bercanda. Tapi, serius deh yang minta vote itu. VOTE HOYYY ;(
LOPE IJO POKOKNYA BUAT YANG UDAH VOTE CERITA RENA💚💚💚💚
MASIH DITUNGGU KRISAR DARI AKAK-AKAK DAN ABANG-ABANG SEMUANYA.
SALAM SAYANG,
RETNO FS
KAMU SEDANG MEMBACA
Rena [END]
Teen FictionJika kebahagiaan datang karena seorang teman. Apakah dengan cara selalu mengalah... kebahagian itu akan selalu datang? Rena seorang gadis remaja yang ceria. Menjadi makcomblang adalah hal biasa dan melihat seorang teman bahagia adalah hal yang utama...