Sebuah rasa cemas yang terus hadir pada saat itu, sebuah kata yang terucap oleh bibir mungil itu, sebuah kisah yang terjadi pada hari itu, sebuah tawa yang hadir pada hari itu, ternyata adalah sebuah awal dari menyakitkannya sebuah kenyataan.
Gadis remaja yang baru saja membanggakan orang banyak itu kini telah tak berdaya tanpa nyawa berlumuran darah di jalanan. Tawa bahagia yang awalnya memenuhi gendang telinga, kini berubah menjadi jeritan tangis memilukan disetiap keluarga, kerabat, teman ataupun orang asing yang melihat kejadian itu secara nyata.
Jeritan tangis terluka, jeritan tangis tak rela, jeritan tangis tak menyangka keluarga yang ditinggalkan oleh anak gadisnya yang begitu membanggakan keluarga begitu memilukan.
Melodi indah tanpa nada, sebuah titik akhir tak terduga, kini menjadi satu dalam jiwa yang awalnya bahagia.
Rena, gadis remaja ini tak bisa terselamatkan dari kecelakaan yang menyakitkan. Terpental jauh hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir dengan senyuman yang justru memilukan.
“Rena, bangun Nak, jangan tinggalin Mama, Rena,” Mama Rena memeluk anak gadisnya yang berlumuran darah tanpa nyawa.
“Rena, bangun Papa pulang demi kamu, Papa pulang karena rindu kamu, apakah ini balasannya? Rena, bangun, kamu pasti kuat untuk, Papa yakin kamu kuat Nak, bangun sayang.”
Nenek dan Kakek Rena menangis tersedu melihat cucu mereka meninggal secara nyata dihadapan mereka sendiri tanpa terduga. Terpental jauh melayangkan nyawa hingga akhirnya tersenyum tak bernyawa.
Siapa yang tidak terluka jika melihat orang yang dicinta meninggal dihadapan kita dengan penuh luka? Ketika kita hanya bisa menangis tersedu tanpa bisa menyelamatkannya dari musibah, apakah bisa kita tak terluka?
Martin duduk terkulai lemas dihadapan mayat orang terkasihnya. Manusia yang telah memenuhi relung hatinya, dengan harapan bisa menajdi pendamping hidupnya.
°°°°° “”
Kini, rumah Rena telah dipenuhi ribuan orang yang ikut terluka. Apakah jika Rena masih bernyawa, dia akan menangis melihat air mata yang terus bercucuran karenanya?
Tempat megah bertanah luas kini dipeuhi tangis yang memilukan disetiap penjuru rumah.
"Ren, maafin gue, gue yang salah karena udah nampar lo waktu itu tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu," Disya menangis tersedu.
Martin rasanya sudah tak kuasa lagi untuk melihat segala hal di depannya sekarang ini. Martin pergi meninggalkan rumah berlari ke arah taman tempat semuanya terasa indah.
"Ren, tempat ini adalah tempat pertama kita bertemu, tempat kita pertama kali saling bertukar pikir dan bertemu menceritakan segala hal. Tempat ini adalah tempat lo berjanji menunggu gue hingga kita lulus kuliah lalu mengikrar janji manis sepasang manusia dengan begitu romantis." Martin menengadahkan kepalanya menatap langit yang sendu.
"Ren, terima kasih untuk awal yang membahagiakan meski akhir yang cukup menyakitkan."
Martin pergi meninggalkan taman, kembali ke tempat sebuah raga yang kini terbaring tanpa nyawa berbalut kain putih tanpa noda. Martin memeluk Rena dengan tangis yang tak bisa lagi ditahan untuk tanpa suara.
Rocky, teman yang selalu mengajak Rena jalan mengunjungi setiap tempat yang Rena inginkan. Teman yang ternyata saling tetanggaan, teman yang menyimpan sebuah perasaan namun ternyata tak bisa untuk disatukan.
“Ren, lo tahu apa yang paling menyakitkan bagi gue?” Rena menggeleng dengan ragu.
“Kehilangan seseorang tanpa bisa bertemu kembali untuk selamanya di dunia,” Rocky kala itu mengatakannya dengan mata berkaca-kaca.
Ya, Rena tahu bahwa Ayah nya Rocky telah tiada saat Rocky baru masuk ke sekolah dasar. Sebuah hal yang menyakitkan untuk dikenang.
Rena menatap Rocky dalam. Memberikan secercah sinar kekuatan dan memeluk erat seakan merasakan rasa takut kehilangan yang sama. Rocky sangat ingat di hari itu, dia menangis didekapan Rena dengan Rena yang berusaha membuatnya tegar.
Tapi sekarang ... justru orang yang telah membuatnya tegarlah yang pergi diambil Tuhan. Lantas, dia bisa apa untuk sekarang? Tentang hari itu ... apakah ini alasannya mengapa dia sangat merasa rindu akan gadis yang tak bernyawa sekarang ini?
Rocky tak menduga jika hal ini akan terjadi. Baru saja ia menjelaskan kembali pada Disya yang telah menampar temannya itu, kini ia harus pulang dengan kabar duka yang begitu memilukan. Rocky berlari merengkuh gadis yang sudah tak bernyawa itu.
Rocky berbisik di telinga Rena, “You are a love story that is so beautiful to me. I love you always. Go quietly, I will always protect your family like I keep my family. You are a very special beginning and ending,” Rocky melepaskan pelukannya dan memeluk Mama Rena dengan penuh kasih sayang.
Rena diangjat dan dimasukan ke dalam keranda. Dibawanya Rena ke tempat peristirahan terakhir dengan ribuan suara doa.
Dipeluknya Mama Rena yang memberontak masih tak rela melihat anaknya dikubur dalam tanah untuk selamanya. Putrinya. Putri yang selalu menjadi kebanggaannya. Putri yang penuh kasih sayang dan selalu memberikan senyuman kepada semua orang.
Putrinya. Putri satu-satunya yang ia didik sejak belasan tahu lamanya kini pergi ditutupi gundukan tanah merah untuk selama-lamanya. Apakah bisa ia mengikhlaskan saat putrinya meninggalka dihadapannya sendiri dengan penuh lumuran darah?
“Renaaa maafkan Mama yang tak bisa menyelamatkanmu, Nak. Maafkan Mama yang tak bisa melakukan apapun saat putri Mama sendiri ---” Mama Rena memeluk batu nisan putrinya.
Siapa yang bisa menahan air mata saat seorang ibu menangis tersedu kehilangan anak semata wayangnya untuk selamanya?
Rena pergi ke surga-Nya dengan tenang dan senyuman. Rena pergi meninggalkan sebuah hadiah kebahagiaan dengan tangis memilukan.
Selamat jalan Rena. Pergilah dengan tenang dan terima kasih untuk segala hal baik yang telah engkau berikan. Segala hal yang kau tinggalkan, segala hal yang telah engkau berikan, akan selalu terkenang dalam ingatan.
°°°°°
TAMAT😣😣😣
AKHIRNYAAAA!!!!
TERIMA KASIH SEMUANYA BUAT YANG UDAH BACA RENA SELAMA INI! SEMOGA KISAH RENA BISA MEMBUAT KALIA TERHIBUR YA!
SALAM SAYANG DARI AKU UNTUK KALIAN💚💚💚💚
SELAMAT TINGGAL👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Rena [END]
Teen FictionJika kebahagiaan datang karena seorang teman. Apakah dengan cara selalu mengalah... kebahagian itu akan selalu datang? Rena seorang gadis remaja yang ceria. Menjadi makcomblang adalah hal biasa dan melihat seorang teman bahagia adalah hal yang utama...