∆
23:45
Mosan Aerodrome, Jaecheon, Chungcheong.Brummm.... brummm....
Suara deru motor bersahut-sahutan, sorakan penonton semakin membuat andrenalin meningkat drastis.
Seluruh atensi semua orang tertuju pada dua pengendara motor besar yang sudah siap adu kecepatan.
Seorang wanita dengan baju ketatnya berjalan ketitik tengah antara kedua pembalah itu, mengakat kain ditangan kanannya tinggi-tinggi.
"Ready?!"
"Go!!!"
Tepat saat kain itu menyentuh permukaan aspal, kedua motor besar itu melesat cepat. Saling memperebutkan kemenangan.
Sorakan semakin menggelegar, berharap idolanya yang memenangkan pertandingan ini.
Hingga akhirnya, idola dari mayoritas penonton yang mencapai garis finish. Dark.
Lawan Dark hanya bisa mendesis marah dan malu, cepat-cepat memberikan amplop pada pemilik arena, Lucas. Ogah, berhadapan langsung dengan orang yang mengalahkannya.
Sesuai namanya, penampilannya benar-benar gelap dan misterius. Bertumbuh tinggi dan berisi, Dark tak pernah memakai pakain berwarna dan membuka helmnya.
Hanya membuka kaca helm fullface-nya, menampakkan mata coklat terang yang menatap dingin siapapun didepannya.
Sang pemilik arena mendekati Dark yang sedang dikerubuni wanita-wanita, menepuk bahunya bangga. "Setiap kali lo tanding, gue untung besar! Kalau mau kesini lagi calling-calling ya Bro!"
Menyerahkan amplop tebal kepada Dark, membuat Dark mengangguk setuju.
"Gue pamit."
Pekikan terdengar dari mulut para kaum hawa. Oh, ayolah! Suara seorang Dark itu langka bagi penggemarnya.
"Eh, lalat-lalat cantik. Minggir dulu lah, pangeran kalian mau pulang tuh!", ucap Lucas cengengesan, tak menghiraukan tatapan tajam wanita penggemar Dark.
Dark mulai menarik gasnya, meninggalkan arena. Meninggalkan Lucas, penggemar dan orang yang sedari tadi menatapnya tajam dari bangku penonton teratas.
Dibalik topi hitam, sepasang mata hitam legam seseorang menatap tajam punggung Dark yang menghilang dibelokkan.
Tangannya kembali menempelkan ponsel ketelinganya, menghela nafas berat bibir tebal milik pria itu mulai mengeluarkan suara.
"Iya Ma, iya! Ini Yeonjun pulang."
"....."
"Hm, bye."
Pria itu, Choi Yeonjun. Putra tunggal konglomerat Choi, membasahi bibirnya pelan. Sudut bibirnya terangkat saat tangannya bukan lagi memegang ponselnya, melainkan sebuah pisau kecil kesayangannya.
Mengelus pucuk pisau itu, Yeonjun terkekeh pelan.
"Yang mengusikku, pasti habis ditanganku!"
Tolong dimaklumi, Yeonjun terlalu possesif dengan apapun yang ia miliki. Dalam bentuk apapun itu, termasuk posisinya di arena.
Yeonjun terlalu sibuk dengan pikirannya, hingga tak sadar ada yang mendekatinya.
"Kapan balik, Alpha?"
∆
Halo semuaaaaa, part awal dikit dulu ya, eheee^^
Semoga kalian suka dan ikutin terus yaaaa😄
Next kan? Kan?
Iya dong, next lahhh ehekkk
Btw, jangan lupa vommentnya yeoroubunnn~
Mian for typo✌Makasih yaa udah mampirrrr, see you in next part guys🙌
∆
Selasa, 4 Agustus 2020
©Macaronnn-
KAMU SEDANG MEMBACA
Drug | YeonBin
FanfictionYeonjun itu candunya Soobin. Soobin itu candunya Yeonjun. ∆ !JANGAN SALAH LAPAK! Top! Yeonjun Bot! Soobin #1 in Drug (09/28/2020)