∆ 10

2.3K 324 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin fokus meng-scroll grup chat kampus angkatannya. Jika saja dirinya tak dibawa-bawa dalam pembahasan mereka Soobin enggan membuka kolom chat yang hampir setiap harinya ada lebih dari dua ratus notifikasi.

Ujungnya paling-paling cuma membukanya tanpa mau membacanya, hanya ingin mengurangi jumlah notifikasi, tak lebih.

Yeonjun yang masih diruangan itu juga sibuk dengan tabnya, mengurusi pekerjaannya. Tadi setelah ia selesai menyuapi Soobin, Kai tiba-tiba masuk membawa tabnya dan bilang ada berkas yang harus ia periksa.

"Jun,"

Yeonjun menoleh saat mendengar namanya mengalun lembut dari mulut Soobin. Biasanya bukan lembut, tapi bernada tinggi atau dalam bentuk umpatan, makanya Yeonjun reflek menoleh cepat.

"Apa?", Yeonjun meletakkan tabnya dipinggir ranjang.

Soobin mengedarkan pandangan kikuk, membuat Yeonjun menekuk alisnya bingung. Tumben, biasanya kan Soobin menatapnya tajam dan dingin.

Sedangkan Soobin yang sudah ditatap lembut oleh Yeonjun sekarang jadi salah tingkah. Itu terlalu lembut untuk Soobin.

Tadi, Soobin berniat ingin keluar, ia bosan harus berada diruangan putih ini terus-menerus. Ingin pulang sekarang, tapi Dokter Kim bilang dia harus dirawat setidaknya satu hari satu malam karena Dokter Kim ragu kalau Soobin akan benar-benar istirahat jika sudah keluar dari rumah sakit.

"Bosen, pengen keluar, cari udara segar," Soobin mulai turun dari ranjangnya dan itu membuat Yeonjun buru-buru menghampirinya untuk menuntunnya.

Soobin menepis tangan Yeonjun dari pundaknya, "Yang luka tangan bukan kaki, gue masih kuat jalan," ucapnya datar sambil mendorong pelan tiang infusnya.

Yeonjun tak menyerah, tangan kirinya kembali betengger dibahu Soobin, sedang yang sebelah ikut membantu mendorong tiang infusnya.

Soobin tiba-tiba lupa cara bernafas, sedekat ini dengan Yeonjun rasanya benar-benar aneh.

Soobin melirik tangannya yang tertutup tangan besar Yeonjun. Hangat, ini pertama kalinya Soobin diperlakukan selembut ini.

Saat tangan Yeonjun melepaskan genggamannya untuk membuka pintu, Soobin merasa ada yang hilang.

Drug | YeonBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang