Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
∆
Sepasang netra coklat itu mulai terbuka berlahan, lalu kembali menutup karena belum beradaptasi dengan cahaya diruangan itu.
Samar-samar suara cempreng yang terdengar familiar terus berteriak memanggil dokter.
"Bin, Soobin?! Chan, panggil dokter! Cepet!"
"Dokter! Dokter! Soobin sadar dok!"
Suara langkah semakin banyak disekitar Soobin. Sedang sang empunya nama masih mencoba beradaptasi dengan sekitarnya.
Dokter Kim buru-buru memakai stetoskopnya, memeriksa Soobin.
"Soobin, apa kau dengan suaraku?"
Netra Soobin yang sudah mulai terbiasa melirik laki-laki berjas putih itu. Bibir tipisnya terbuka ingin bicara, tapi tenggorokannya terasa kering.
Dokter Kim yang faham, menaikkan kepala kasur Soobin dan memberinya minum.
"I-iya"
Renjun dan Haechan tersenyum lega, akhirnya Soobin sadar juga setelah dua hari ia kehilangan kesadaran.
Dokter Kim mengangguk, "Keadaanmu mulai stabil, tapi aku tak bisa menjamin apa yang akan terjadi jika depresimu kembali lagi. Kemarin sudah benar-benar buruk," jelasnya membuat Soobin kembali menutup matanya lemah.
Jadi sepertinya sudah banyak yang tahu, dan ini karena Minhyuk. Lihat saja jika ia sudah kembali sehat, ia akan balas Minhyuk.
"Jadi Soobin, aku sarankan kau mencari psikiater."
Soobin melirik Dokter Kim datar, haruskah ia?
"Aku sudah bicarakan ini pada Beomgyu dan calon suamimu, mereka menyetujuinya."
Mendengar kata 'calon suami' Soobin mengerutkan alisnya bingung, calon suami?