Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
∆
"Arghh! Akh! Enggh, astaga kau—"
Soobin kembali menghentakkan tubuhnya diatas tubuh Yeonjun.
"Bin,"
"Apa?!", jawab Soobin nge-gas.
Yeonjun mengangkat kepalanya sedikit, menatap dalam Soobin yang berada diatasnya.
"Apa? Mau pr–argh!"
Soobin meringis pelan, Yeonjun mencengkram pinggang terlalu kuat, sial!
Bugh!
Yeonjun menghela nafas lega saat jalur pernafasannya mulai normal, mengabaikan luka disudut bibirnya.
Mahakarya Soobin itu.
Yeonjun mengangkat tubuh Soobin lalu membalik posisi keduanya. Salah satu tangannya berpindah kebelakang kepala Soobin sebelum kepala Soobin membentur lantai. Karena itu akan benar-benar sakit, Yeonjun baru saja merasakannya tadi.
Soobin diam tak bergeming, posisi ini sekarang sangat membahayakannya.
Jadi, Yeonjun membalik posisi Soobin yang tadi berada diatas perutnya, menjadi dibawah kungkungannya sekarang.
Bukan karena hal lain sebenarnya, tapi, karena Soobin nggak cuma diam menduduki perutnya.
Tapi, Soobin juga selalu menghentakkan tubuhnya membuat sistem pernafasannya terganggu, sesak dan perutnya mulai nyeri. Berat badan Soobin nggak main-main loh, Soobin benar-benar nakal.
Yeonjun mendekatkan wajahnya pada Soobin dibawahnya hingga hidung mereka bersentuhan, "Mau membunuhku?", tanya Yeonjun pelan.
Bulu kuduk Soobin meremang, deep voice-nya Yeonjun itu loh, bikin nggak fokus.