3.7 Tidak ada kabar

3.4K 124 8
                                    


Tidak Ada Kabar

Azka duduk dengan wajah gusar di balik meja kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azka duduk dengan wajah gusar di balik meja kerjanya. Sudah hampir seminggu sejak pengakuannya pada Azahra malam itu, dan selama itu pula Azahra menghilang di bak di telan bumi. Azka sama sekali tidak dapat menghubungi kekasihnya itu, Azahra bolos bekerja hingga hari ini, ia juga mengabaikan semua pesan dan panggilan dari Azka.

Azka tentu tidak hanya duduk diam menggalau, ia sudah berusaha menghubungi dan mencari informasi mengenai kondisi Azahra. Pria itu sudah berkali - kali datang ke Apartemen kekasihnya, mencoba menemui Azahra secara langsung namun hasil yang ia dapat selalu nihil. Azahra benar – benat mengabaikannya, bahkan wanita itu sama sekali tidak perduli jika Azka sudah menunggu dan berteriak di depan apartemennya selama berjam – jam.

Selain mengabaikan kedatangan Azka, Azahra juga mengganti kode keamanan Apartemennya. Ia tentu tidak ingin Azka masuk secara tiba – tiba ke dalam apartemennya jika ia masih menggunakan kode keamanan yang lama. Azahra membutuhkan waktu sendiri untuk menenangkan diri serta berpikir. Sedari awal ia menyendiri, hanya Vivy yang dapat menemuinya.

Tahu akan hal tersebut, Azka juga datang menemui Vivy. Ia berusaha membujuk sahabat kekasihnya itu untuk membagi sedikit informasi mengenai kondisi Azahra padanya. Namun kesetian Vivy kepada Azahra patut di acungi jempol, wanita itu sama sekali tidak goyah meski Azka menjanjikan banyak hal agar ia mau membagi sedikit saja informasi mengenai Azahra.

Alih – alih menjawab semua pertanyaan Azka dan menerima berbagai imbalan, Vivy malah mengomeli pria itu. Sedikit memaki tanpa perduli jika orang yang ia marahi itu adalah bos besarnya di tempat kerja. Azka diam menerima, berharap Vivy mau memberikan sedikit saja info mengenai Azahra setelah ia menyelesaikan omelannya. Namun tidak, Vivy hanya memberikan umpatan padanya tanpa menyingung sedikitpun mengenai kondisi terbaru dari Azahra.

Hal ini jelas membuat Azka pusing setengah mati. Ia tidak bisa fokus bekerja, padahal ada banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan dengan cepat. Belum lagi dengan tekanan dari Panji yang semakin hari semakin membuatnya frustrasi. Azka benar – benar merasa jika dirinya akan kehilangan akal sehatnya jika situasi seperti ini berlansung sedikit lebih lama lagi.

Daffa masuk ke dalam ruangan Azka setelah berberapa kali mengetuk pintu. Pria itu membawa berberapa berkas di tangannya, ia baru saja selesai mewakili Azka memimpin rapat bersama berberapa tim terkait pembangunan Vila yang sedang berjalan. Daffa melangkah santai mendekati bosnya, lalu meletakan berkas yang ia bawa ke atas meja Azka dengan rapi.

"Ini berkas yang tadi anda minta, Bos," ujar Daffa langsung.

Mendengar perkataan Daffa barusan membuat Azka seketika sadar dari lamunannya. Ia menoleh ke arah Daffa lalu beralih melihat berberapa map yang ada di hadapannya. Baru teringat dengan permintaannya pada Daffa berberapa jam yang lalu. "Ah iya," jawab Azka pelan.

My Baby's Father [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang