4.5 Kedatangan PANJI

1.9K 64 5
                                    

45
Kedatangan PANJI

Azahra duduk termenung di pinggir ranjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azahra duduk termenung di pinggir ranjangnya. Pikirannya melayang pada obrolannya dengan Vivy semalam. Azahra meringis sedih mengingat bagaimana marahnya Vivy saat ia berkata jujur mengenai kondisinya yang sedang hamil. Vivy marah sekali pada Azahara, ia sungguh tidak habis pikir mengapa sahabatnya ini bisa sangat ceroboh dan bodoh dalam satu kasus.

Tak pernah terpikirkan oleh Vivy bila wanita yang sudah lama menjadi sahabatnya itu akan mengalami situasi seburuk ini. Vivy jelas tau seberapa sulit situasi yang sedang di hadapai oleh hubungan percintaan sahabatnya. Hal itu jugalah yang membuatnya merasa sangat frustrasi. Saking emosinya, Vivy sampai menangis ketika ia meluapkan kekecewaannya pada Azahra. Begitu pula dengan Azahra, ia juga ikut menumpahkan air mata ketika melihat Vivy yang memandangnya dengan penuh kekecewaan.

Namun apa mau di kata, marah pun Vivy sampai lautan mongering, situasi tidak akan kembali ke titik semula. Semua sudah terjadi, dan mereka sungguh tidak memiliki waktu untuk menangisi atau menyesali apa yang telah terjadi.

Lalu setelah keduanya berhenti menangis, Vivy pun hanya diam. Tidak lagi memarahi dan tidak juga menerima permintaan maaf dari Azahra. Karna menurut Vivy, yang berhak memaafkan Azahra bukanlah dirinya. Melainkan Tiara dan Hambali yang mana mereka adalah satu – satunya keluarga Azahra.

Mengingat kembali semua yang di katakan Vivy padanya semalam otomatis membuat Azahra merasa sangat – sangat bersalah kepada keluarganya. Ia pun tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Om dan tantenya mengenai hal ini. Azahra benar – benar takut sekaligus malu untuk bertemu dengan Om dan Tantenya yang selama ini sudah baik mau menjadi orang tua baginya. Keduanya pasti akan merasa amat sangat kecewa jika ia datang dengan kabar buruk seperti ini.

Untuk yang kesekian kalinya, Azara kembali menghela nafas berat. Ia mengelus perutnya dengan lembut lalu tersenyum tipis. Ada dua nyawa yang hidup di dalam sana. Sadar akan hal ini membuat Azahra tidak bisa menyesali apa yang telah terjadi pada dirinya. Ia memang merasa sedih dan bingung, tapi ia tidak boleh menyesali pada fakta dimana ia telah memiliki dua janin di dalam perutnya.

Justru ia sangat menyesal telah berharap jika testpack yang digunakannya kemarin itu rusak. Karna dengan memiliki harapan yang seperti itu menunjukkan jika dirinya sangat tidak mensyukuri pemberian Tuhan. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, seharusnya Azahra merasa bersyukur dengan hal ini. Ia diberikan kesempatan untuk merasakan kehamilan, sementara jauh di luar sana, ada banyak wanita yang tidak bisa merasakannya. Meski ia mendapatkan kesempatan ini dengan cara yang salah, namun ia tetap harus mensyukurinya.

Dengan ini, Azahra bertekad. Apapun yang terjadi, ia akan tetap bersama dengan calon anaknya. Walau orang – orang menolak, Azahra akan tetap berusaha melahirkan kedua calon anaknya ke Dunia, dan membesarkan mereka dengan baik.

Selesai dengan pikirannya, Azahra pun beranjak menuju kamar mandi. Ia perlu membersihkan diri lalu bergegas untuk pergi mencari sarapan pagi. Hari ini ia masih cuti, tubuhnya memang sudah terasa lebih baik, tapi kondisi perasaannya sama sekali tidak mendukung untuk dirinya kembali bekerja.

My Baby's Father [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang