43
Kurang SehatAzahra duduk di kursi kerjanya dengan perasaan tidak nyaman. Sudah lebih dari satu minggu tubuhnya terasa sedikit tidak sehat. Nafsu makannya berkurang, tubuhnya juga terkadang terasa lemas dengan kepala yang sedikit pusing. Azahra tidak tau apa yang salah dengan tubuhnya, ia hanya mencoba menghentikan semua gejala yang muncul dengan mengkonsumsi beberapa butir obat pereda demam dan sakit kepala secara berkala.
Azahra tidak punya waktu untuk mengunjungi dokter, pekerjaannya saat ini sedang banyak sekali. Ia bahkan mengbaikan perintah Azka yang menyuruhnya istirahat di rumah dan memilih untuk tetap bekerja seperti biasa meski kondisi tubuhnya sedang tidak begitu sehat.
Azahra melakukan ini tentu bukan tanpa alasan atau sengaja untuk mencari perhatian. Tapi, Azahra melakukan ini karna ia merasa tidak enak hati pada Daffa. Pekerjaan mereka saat ini memang sedang banyak sekali, jadi bila ia menuruti perintah Azka untuk mengambil cuti dan beristirahat di rumah, maka Azahra yakin jika beban pekerjaannya pasti akan di limpahkan pada Daffa. Azahra jelas tidak ingin hal itu terjadi, ia tidak mau membuat Daffa kerepotan karna mengurus tugasnya sementara beban kerja Daffa sendiri saja pasti sudah banyak.
Azahra menghela nafas pelan sembari memijat pelan kepalanya. Rasa pusing itu kembali mendera, tapi kali ini di ikuti dengan mual yang membuat Azahra merasa sangat tidak nyaman. Seperti ada seongok benda yang menyumbat di tenggorokannya. Azahra lekas berdiri dan berjalan cepat menuju toilet, ia sudah tidak tahan lagi. Ingin segera memuntahkan hal yang menganggu di tenggorokannya.
Setibanya di toilet, Azahra menumpukan kedua tangannya pada sisi kiri dan kanan Washtafel dengan punggung yang sedikit membungkuk. Azahra membuka keran air lalu membilas mulutnya dengan air. Sesak yang terasa sangat tidak sebanding dengan apa yang keluar. Hanya beberapa tetes cairan yang keluar dari mulutnya. Azahra lagi – lagi menghela nafas pelan lalu memandangi pantulan dirinya di dalam cermin.
Siapapun yang melihatnya saat ini pasti akan menyadari wajah pucatnya meski seluruh permukaan kulit wajahnya sudah di balut oleh riasan tipis. Seketika, Azahra teringat jika ia sudah melewatkan banyak jadwal makan karna nafsu makannya yang hilang. Semalam, ia sama sekali tidak menyentuh makan malam, dan pagi ini ia juga melewatkan waktu sarapan. Sementara waktu kini sudah mendekati jam makan siang, mungkin mual serta pusing yang muncul saat ini di akibatkan oleh penyakit maag yang di deritanya.
Azahra menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Penyakit yang ada adalah hasil dari kelalaiannya sendiri. Azahra melangkah keluar dari toilet itu setelah merapikan kembali penampilannya. Ia lekas duduk di kursi kerjanya, mengamati sekeliling yang terasa sepi. Azka dan Daffa sedang ada pertemuan di luar kantor, dan mereka berdua mungkin akan kembali setelah jam makan siang.
Tidak lama duduk di kursi itu, waktu jam makan siang pun tiba. Azahra bergegas melangkah menuju lift dan menekan tombol lantai temat Vivy bekerja. Sebelum pergi ke kantin kantor, Azahra berniat untuk menjemput Vivy karna mereka sudah berjanji makan siang bersama. Selang beberapa waktu kemudian, pintu lift pun terbuka, dan Azahra langsung bertemu dengan Vivy yang ternyata juga sedang berdiri di depan pintu Lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Father [New Version]
Roman d'amourFollow dulu sebelum baca Random Update 📍 ~~ Azahra tidak tahu harus memilih cinta yang sudah lama ia perjuangkan, atau nyawa calon manusia yang ada di dalam tubuhnya. -/ -/ -/ Azahra pikir, semuanya akan baik-baik saja setelah ia berhasil mendapatk...