• bolos •

4K 333 24
                                    

Pagi ini kegiatan biasa yang selalu diadakan setiap hari sabtu di gelar, yaitu olahraga senam. Minggu ini pula yang menjadi giliran kelas 12 untuk senam. Musik monoton yang sudah yuta hapal diluar kepala itu menggema ke sepenjuru sekolah, bersamaan dengan dorongan taeyong yang dia dapatkan dari belakang.

"Psstt, majuan dikit lo elah!" Yuta mendelik kesal mendengar bisikan temannya itu lalu segera menuju ke gedung ipa sambil mengendap-endap. Maniknya melirik ke segala arah mengantisipasi kalau-kalau ada guru yang akan menciduk mereka.

Iya. Yuta cs berniat bolos pagi itu, berniatkan doa dan mental agar tak ketahuan oleh pak buncit ngeselin itu. Ketiganya sudah menyusun rencana sejak beberapa menit yang lalu dengan menggunakan ide brilliannya johnny. Lelaki bongsor itu tumben saja membawa otaknya hari ini, pikir yuta.

Tata letak sekolah yuta itu unik. Lapangan outdoor di tengah-tengah sekolah di pakai untuk senam setiap minggunya. Di sebelah kiri pojok merupakan gedung 12 ips dan 10 ipa berada di sebelah kanan yang dekat dengan taman yang menuju pagar belakang sekolah.

Awalnya taeyong mencemooh ide tiba-tibanya johnny buat bolos lewat pagar belakang yang tingginya nauzubilah itu. Tapi info yang johnny berikan membuat secercah harapan untuk suksesnya rencana mereka.

Jadi saat ini mereka sudah tiba di gedung ipa, tanpa sepengetahuan guru bk yang berkeliaran sana-sini. Mengantisipasi kalau ada murid nakal yang pengen berbuat sesuatu buruk, seperti yuta dan cs tentunya.

Sudut mulut yuta terangkat saat berjalan melewati beberapa adik kelas yang duduk di depan teras kelas mereka. Dirinya berusaha tampak keren dan santai, berharap kalau-kalau ada adkel yang kecantol.

Tapi yasudahlah, sekarang tujuan yuta bukan itu, tapi untuk bolos dan nyebat!

Yuta, johnny dan taeyong berjalan samping-sampingan menuju ujung koridor dengan langkah yang mantap. Ketiganya berbalik ke sebelah kiri sambil bersitatap senang satu sama lain tanpa menduga akan mendengar teriakan melengking yang familiar itu. Teriakan pak buncit yang mengajar sejarah dan merangkap sebagai guru bk itu menggema di sepenjuru koridor gedung ipa, membuat yuta, taeyong dan johnny melirik panik. Beberapa pasang mata sudah menatap penasaran ke ketiganya.

"LARI ANJENG!! KITA DIKEJAR TRAKTOR!" Entah teriakan siapa itu, tapi ketiganya sudah kompak lari menyusuri taman belakang sekolah yang luas itu.

Ketiganya berlari sekuat tenaga berusaha sekuat mungkin untuk melarikan diri dari guru bk mereka. Kaki yuta melangkah panik ke segala arah dengan nafasnya yang sudah tersengal-sengal tak karuan sebelum tarikan dikerah ia dapatkan, membuat yuta meronta-ronta ganas.

Taeyong dan johnny merupakan anggota klub basket, dan yang paling kencang larinya membuat kaki mereka melangkah mendahului yuta yang sudah tertinggal jauh di pohon sakura di dekat gudang.

Yuta sudah berteriak meminta bantuan kepada kedua temannya itu. Tapi yang namanya temen laknat emang ga ada akhlak, sampai yuta di tinggalin sendiri.

Tangannya memukul-mukul pelaku yang menarik kerah yuta menuju ke arah gudang dan menutup pintunya, membuat pikiran yuta kacau. Mengingat kalau poin hitamnya sudah bertebaran bebas di buku hitam bk, membuat hati yuta terasa pedih seakan tercubit.

Ingatkan yuta buat injek titit taeyong sama johnny nanti!

"LEPASIN GA ATO GUE INJEK TITIT LO- UMBBBHHH!!" Mulut yuta ditutup paksa oleh sebuah tangan kecil yang yuta gak tau milik siapa. Tapi kekuatannya ga main-main, membuat yuta kembali meronta-ronta.

Kakinya udah siap beneran mau nendang titit orang di belakangnya, sebelum suara bisikan dia dapatkan dari orang yang menyekapnya.

"Gue renjun, anjeng!" Suara yang agak berat itu mengeluarkan nada kesal, membuat yuta mengerjab-ngerjab sebentar. Dia ingin berbalik, tapi suara telapak kaki yang berat terdengar dari luar, membuat keringat membanjiri pelipisnya.

UKE! YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang