• ily •

2.6K 262 31
                                    

"Taeyong, aku benar-benar mencintaimu."

Lelaki tampan itu tersenyum, menatap yuta dengan mata hangatnya. Tangannya terulur membelai pelan poni yuta dengan lembut. Senyumannya masih tampak.

"I know."

Kemudian jemarinya menarik leher yuta mendekat, mempertemukan bibir keduanya, dan taeyong isap dengan lembut. Yuta ingin memekik senang yang ia tahan di dada, mengikuti irama pelan taeyong dengan gembira.

Ciuman pelan keduanya bertahan selama beberapa detik sebelum kemudian taeyong menariknya. Yuta membuka matanya yang terpejam, mengerjab bingung.

Taeyong kembali tersenyum, diikuti matanya yang menyipit. Tangannya terulur kembali membelai pipi yuta, kemudian turun pada bibir pink itu. Maniknya menatap kagum sebelum kemudian menarik senyumnya.

Yuta meringis saat bibir bengkaknya di belai pelan oleh taeyong, maniknya menatap bingung saat melihat ekspresi lelaki itu. Keduanya hening saling menatap satu sama lain.

"Maaf, aku ada janji dengan jennie."

Ucapan ringan itu seketika menusuk jantung yuta. Tangannya menegang, maniknya membulat.

Taeyong terkekeh sebentar sebelum kemudian mengusap rambut yuta. Sudut bibirnya terangkat.

"Tapi, aku mencintaimu?"

Ucapan terakhir yuta tak taeyong gubris. Lelaki itu hanya beranjak sebelum menghilang dari balik pintu uks. Meninggalkan yuta sendiri yang menunduk, mengacak rambutnya gusar. Maniknya bergetar, takut kalau-kalau taeyong akan bersama dengan gadis lain.

Hatinya tak cukup kuat untuk menerima kenyataan jika taeyong akan bahagia dengan orang lain, dan bukan dirinya.

Pikirannya kembali mengulang perkataan doyoung, menyesali dirinya yang tak pernah mendengarkan perkataan adek kelasnya itu.

"Aku sudah bilang, bukan?"

Yuta terisak pelan, tahu kalau nada sarkas itu ditujukan padanya. Maniknya tak sanggup hanya untuk sekedar melihat lelaki di depan sana.

Doyoung menghela nafas, menoleh pada jendela menatap keluar. Taeyong dengan jaehyun. Maniknya kembali menatap pada pemuda cantik yang menunduk di ranjang uks, lalu menghampirinya.

Yuta tersentak kaget saat pelukan hangat ia dapatkan. Tangisnya kembali mengeras saat kemudian ikut mengeratkan kedua tangannya pada pinggang doyoung. Tepukan doyoung membuat tangis yuta mereda, pipinya ia usap dengan kasar.

"Kau tahu kalau aku akan selalu berada di sisimu, hyung."

Yuta mendongak menatap lurus mata doyoung.

"Aku tau."


"You're stupid."

Taeyong menoleh pada jajaran bunga mawar yang berdiri indah di pagar sekolah. Melihat warna merah yang sedikit pudar dengan durinya yang merambat.

Maniknya kembali menatap jauh saat kemudian menoleh pada jendela uks. Melihat dua sosok yang sudah ia ketahui siapa itu.

"I know."

Jaehyun mendelik, ikut menatap arah tatapan taeyong. Dia menggeleng. "You are pathetic."

"I know, right?"

Taeyong kembali menoleh pada jaehyun, menatap lurus pada manik lelaki itu. "Ayo pergi."

Jaehyun menatap tak percaya kepergian taeyong. Kepalanya kembali menggeleng, menyedihkan saat melihat temannya yang sedang patah hati.

"Padahal dia cinta sama lo loh yong, tapi dengan begonya malah ngasih ke doy? I never knew the truth that you are the reaAaAlL idiot."

Taeyong mendengus saat telinganya masih bisa mendengar teriakan jaehyun. Tangannya menempikkan jari tengah.

"Bangsat."


Satu kalimat yang tak akan pernah bisa taeyong balas pada yuta.

'Aku juga mencintaimu.'

YhAaAaAaa : (

UKE! YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang