• toxic II •

2.7K 234 34
                                    

"yuta?"

yuta menatap kaget saat melihat mark yang baru saja tiba, lalu menghentikan kegiatannya dengan cepat. tangannya menepis lengan haechan dengan kasar, membuat sang empunya mendesis kesal, menoleh sinis pada lelaki yang baru datang.

"what are you two doing?"

rahang mark mengeras, yang yuta sudah ketahui apa maksud dari hal itu. tangannya dengan cepat mengambil baju yang berserak di lantai dan mengenakannya dengan cepat. maniknya menatap panik.

haechan memutar manik mata malas. "are you fucking blind? we're having sex."

ucapan lelaki sinting disebelahnya membuat yuta menatap tak percaya. dirinya kembali menoleh pada mark. "babe, kamu salah paham."

mark menggeram, mendekat pada yuta lalu menarik rambut belakang yuta dengan kasar membuat yuta meringis kesakitan. maniknya menoleh tajam pada haechan. "you are my fucking best friend, and you just fuck my boyfriend? are you fucking insane, dude?"

ucapan mark membuat sudut bibir haechan terangkat, mengeluarkan tawa yang sudah sedari tadi ia tahan. maniknya balik menatap mark tajam. "you're the one who's insane. you fuck lisa."

ucapan datar lelaki itu menggelegar di sepenjuru kamar, membiarkan tarikan mark lepas dari rambut yuta. yuta menunduk, tak percaya dengan apa yang telinganya baru saja dengar.

"heh. can't say anythink, huh?"

mark menggertakkan giginya kesal. "it's not me. it's her."

haechan terbahak, duduk santai saat menonton dari kasurnya. maniknya melirik yuta, sedikit pedih saat melihat pujaan hatinya seperti itu. "and you just accept her. that's amazing." maniknya menyipit, sebelum kemudian tertutup.

mark mengacak rambutnya kasar, maniknya menatap marah pada haechan sebelum kemudian menarik lengan yuta keluar dari apartmen pemuda tan itu.

haechan menatap kepergian keduanya, menghela nafas saat kemudian mengambil sebatang rokok dari meja samping kasur. sudah lama dirinya tak merokok, hanya demi yuta.

"it's been a long time. i miss you."


"PLAK!!" suara tamparan menggema. dirinya hanya hening, tak bergeming sedikitpun.

yuta kembali menunduk, menggigit bibirnya sampai mengeluarkan cairan merah. dadanya terasa sesak. dan tak seperti biasanya, tamparan mark hari ini terasa sangat menyakitkan bersama dengan luka yang terasa perih di sekujur badannya.

"kenapa lo have sex with haechan? he is my best friend."

bahkan lelaki itu tak menaruh sedikitpun perhatian pada masalah utama mereka.

"gue juga berhak menanyakan hal yang sama." yuta mengusap rambutnya ke belakang dengan kasar. "why are you having sex with that girl? she's my fucking ex."

tak ada selaan, tak ada pembelaan. kesunyian mark sudah mengartikan segala hal untuk yuta.

"in the end, we're just hurting each other. physically and mentally." yuta menghela nafas kasar. terasa berat untuk mengatakan kalimat terakhir. "let's just end this."

kakinya berjalan kembali ke arah apartmen haechan. hatinya menaruh harapan besar pada pemuda yang sedang menunggu. tapi tarikan mark ia dapatkan, membuat yuta berhenti.

"but i love you. i've said it already, it's lisa yang ngefuck gue. i don't want just because that girl we'll end up this way."

yuta menggeleng. "ga mark. udah cukup, gue udah terlalu capek. i'm tired."

ia menarik lengannya dengan cepat, tak peduli dengan teriakan lelaki itu. kakinya melangkah lurus menuju apartmen haechan, dan membuka pintu apartmen langsung.

mark diluar mengacak rambutnya frustasi, teriakan kesalnya tak yuta hiraukan.

entah sudah yang keberapa kalinya mereka bertengkar dan berpisah seperti hari ini. tapi hari ini berbeda, mark tak lagi bisa menahan yuta dalam pelukannya.

"welcome home, hyung."

haechan tersenyum lembut, menyambut pelan saat yuta dengan cepat memeluk tubuhnya, lalu menangis kuat. haechan tahu segala hal yang sudah yuta lalui selama ini hanya demi mark. haechan tahu, tapi selama ini dia juga tahu diri bahwa yuta hanya mencintai mark seorang.

"i just realized, the person that i should love.." isakan yuta mengeras, membuat haechan mengusap pelan punggung lelaki itu dengan hati-hati. "it's you."

yg nungguin adegan hot nya, maapppp keganggu ama markeu aoqkaoakwo

dan maapkeun kalo part I gue make bahasa baku, di part II malah lo gue😭😭
ga berbakat gue dalam bahasa baku sumpah

dan saran ama kritik di perbolehkannnn, bebas
asal jangan harsh aja wordsnya aowkoawkwk
(juga soal gaya kalimat yg kaga pake kapital di chapter ini, kalian risih ga?? apa gimana, biar gue atur soalnya auto kapital gue
matiin :v)
dan mungkin bakalan w revisi kalo ada yg risih gituuu jd feel free to ask okeeyyy

UKE! YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang