• toxic I •

3.3K 245 39
                                    

Luka lebam di seluruh tubuh yuta tampak. Beberapa luka ungu menjalar di sekitaran lengan, dengan beberapa lebam dan cakaran di punggungnya terpantul dari cermin.

Ringisan kecil keluar dari bibirnya saat rasa dingin dan menyengat menyentuh luka yang masih segar, tanda bahwa luka tersebut baru saja hinggap. Haechan menatap ngeri, sebelum mendengus.

"Aku sudah bilang, hubunganmu dan mark itu sakit. Dan kau masih bertahan dengannya? Seriously, na yuta?"

Yuta memutar manik malas, bosan mendengar ocehan yang selalu sama dari bibir pemuda gembul itu. Gendang telinga yuta terasa akan pecah setiap kali mendengar suara cempreng yang mengomel dengan nada ngegas. "Berhenti mengoceh. Luka ini tanda cinta kami, kau tahu apa tentang cinta dasar bocah."

Haechan mendengus kasar, menekan kapas alkohol pada luka itu gemas membuat yuta meringis kesakitan. Yuta menatap ganas. "Baiklah! Berhenti menekan lukaku!"

Haechan menoleh tak peduli. "Cinta apaan, idiot." Cibirnya.

Yuta tak peduli, kembali mengambil sweater hitamnya di kasur haechan tapi dihentikan oleh sang empunya kamar. Yuta mengangkat sebelah alis, haechan menatap memelas. "Kau tak ingin melakukan itu?"

Sudut mulut yuta terangkat, kemudian mengedip nakal. "Kau menyuruhku untuk berhenti sex dengannya, dan kau bahkan masih ingin sex denganku? You are unpredictable, echannie."

Sudut bibir haechan ikut terangkat, menempikkan smirk yang yuta sangat ketahui untuk apa itu. Dirinya memekik kecil saat pinggangnya di tarik kasar oleh haechan, membuat keduanya berciuman dengan ganas.

Yuta melenguh, menarik paksa ciuman keduanya membuat haechan menatap datar. "Just do it now."

Haechan mengangkat sebelah alis, "You're such a naughty slut."


"But I love it, this side of you."

aowkokwowkwkowkwkwo
membayangkan mark dan haechan yg malah merebutkan yuta dibalik layar, dan menyadari kalau itu cuma HALU😌

UKE! YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang