01

48.2K 1.1K 82
                                    

Prilly tahu itu pasti suaminya sudah datang. Dia terbangun dari setengah tidurnya. Menyambut sang suami yang baru pulang namun dia tersentak kaget karena suaminya menepis tangannya kasar.

"Untuk apa kau menungguku sampai tertidur di sofa? Kau ingin menunjukkan jika kau itu Istri yang perlu dikasihani dengan tingkah lakumu ini? Kau pikir aku akan kasihan padamu begitu?"

Prilly hanya memejamkan matanya setiap kali mendengar bentakkan sang suaminya, dia adalah Ali.

"Dengar baik-baik ya." Ali menarik rambutnya Prilly sampai wanita itu merintih kesakitan. Tapi justru pria itu sangat menyukai wajah tersiksanya. "Aku tidak butuh perlakuanmu itu! Tidak perlu mencari muka dihadapanku!"

"Aahh--" Prilly mengeluarkan air matanya. "Hiks, aku tidak melakukan apa yang kau pikirkan tentangku Ali. Hanya saja-hiks mengapa kau pulang malam sekali?"

Ali tertawa sangat menyeramkan di telinga Prilly. Dia masih terisak dengan posisinya terduduk di lantai. Air matanya terus mengalir dan mendongakkan kepalanya ketika tangan kasar Ali menarik dagunya keatas. Itu sangat menyakiti hati dan juga fisiknya.

"Apa kau keberatan jika aku pulang larut malam hah?" Ujar Ali dingin.

"Hiks, hiks." Prilly hanya menangis dan menunduk kebawah.

"Ini rumahku, semua yang ada disini milikku. Jadi kau tidak berhak untuk mengaturku. Apalagi lihat dirimu, siapa kau hah?"

"Aku Istrimu, Ali."

"Apa katamu?" Ali kembali menarik kasar rambut Prilly.
"Kau itu hanya Istri Pengganti! Ingat, kau hanya menggantikan posisi Pricilla!"

"Hiks hiks..."

"Sialan, dia sudah memanfaatkan uangku saja. Dan aku tahu kau, dia dan keluargamu itu sama saja. Hanya ingin harta keluargaku!"

Prilly menggeleng cepat. "Hiks, itu semua tidak benar."

"Kau harus membayar semuanya!"

"A-apa maksudmu A-ali?"

Ali tersenyum miring.

...

"A-alii." Prilly menahan diri untuk tidak mengeluarkan desahannya namun Ali terus menghentakkan didalam tubuhnya. Apakah suaminya belum cukup menyiksanya?

Air matanya terus mengalir tanpa henti, dia meremas sprei kanan dan kiri, suara yang tidak dia inginkan itu malah keluar.

"Pelan-pelan sakit hiks..."

Ali selalu bermain dengan kasar dan itu sangat menyiksa Prilly.

"Kau sekarang menikmatinya? Heh, kau tahu... Melihat wajahmu aku teringat pada wanita yang aku cintai tapi dia malah mengkhianatiku." Ujar Ali didepan bibirnya, dan melumat kasar bibir Prilly. Dia melakukan itu semata-mata karena dendam dan nafsu saja.

Prilly, Saudara kembarnya Pricilla.

Wanita yang sangat Ali cintai itu malah pergi disaat hari pernikahannya dengan membawa setengah harta Keluarga Ali. Ali murka dan tidak terima, hati Ali sakit dengan penghianatan yang harus di tanggung sekaligus malunya didepan semua orang bisnis, partner kerjanya sekaligus keluarga besarnya.

"Sa-sakit." Prilly menatap Ali memohon agar pria itu menghentikan permainannya. Apakah dia tidak bisa berlaku lembut kepadanya?

Apa salahnya? Dia juga Korban disini. Siapa yang mau dinikahkan paksa dan dijadikan sebagai bayaran atas perbuatan saudara kembarnya sendiri.

"Aku sangat membencinya."

"Hiks, aku dan dia berbeda."

"Kau dan dia tidak ada bedanya."

"Lepaskan aku hiks..."

"Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja sampai aku puas dan dendamku terbayar."

"Hiks, jangan jadikan aku alat untuk dendammu pada kakakku. Maafkan dia... Kami tahu salah sudah-aaahh!" Prilly tidak bisa meneruskan kalimatnya hanya suara desahan yang menurutnya sangat menjijikkan. Dia sudah seperti pelacur yang menjual harga dirinya sendiri dengan orang kaya.

Setelah Ali puas menyiksanya. Pria itu pergi kekamar mandi dan membanting pintunya dengan keras.

Prilly hanya bisa memeluk tubuh telanjangnya itu dengan gemetar.

Ingin rasanya dia melarikan diri, namun tidak mungkin dia lari dari suaminya sendiri. Bahkan keluarganya saja memaksanya untuk tidak pergi dan menahan diri untuk menjadi Istri dari pengusaha kaya raya itu atau keluarganya akan kena masalah besar jika dia tidak menggantikan posisi Pricilla.

...

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang