08

17K 893 44
                                    

Apakah Ali tidak salah lihat?

Dia melihat dengan jelas Prilly bersama Tibra?

Tangannya mengepal kuat.
"Brengsek!"

Dimas yang menemani Ali bertemu dengan klien lagi di salah satu Restoran. Terkejut ketika Ali langsung meninggalkan tempatnya begitu saja sedangkan klien masih ada disana.

"Ali!"

"Mohon maaf ya pak." Dimas menyusul Ali yang malah berlari keluar.

...

"Prilly!"

Ali berhasil menahan langkah mereka berdua. Wanita itu sangat terkejut melihat keberadaannya.

"Akhirnya aku menemukan kamu juga." Ali menatap Tibra.
"Jadi kau pergi dariku dan bersama pria brengsek ini?"

Tibra menatap Ali tajam.
"Jaga bicaramu pria banci."

"Banci? Aku?" Tunjuk Ali pada dirinya sendiri. Dia tertawa hambar. "Brengsek! Kau membawa Istriku pergi!"

"Eeehh, Tahan Li!" Buru-buru Dimas menahan Ali untuk mengontrol emosinya.

"Ali aku pergi itu karena aku udah tidak tahan sama semuanya hiks." Kata Prilly mulai terisak.

Ali menoleh pada Prilly dan entah mengapa dia ikut sakit melihat Istrinya menangis.

"Kau hanya membuatnya menangis." Ucap Tibra. "Jadi lepaskan dia, jangan kau menyiksanya lagi."

Ali menggeleng. Dia tidak akan pernah melepaskannya. "Kau harus ikut denganku." Ali menarik paksa tangan Prilly.

"Kubilang lepaskan dia atau aku akan menuntutmu! Kau bukan suami yang baik untuknya!" Tibra menahan tangannya Prilly juga.

"Hai biarkan saja! Bagaimanpun juga Ali itu suaminya, kau itu siapa hah!" Dimas berada di pihak Ali. Dia bukannya ingin membela sahabatnya, Dimas juga tahu jika kesalahan Ali sangat besar namun ucapannya itu benar adanya.

Tibra menatap Dimas. "Aku calon suaminya!"

"Apa?"

"Wah kau sepertinya memang ingin menghancurkan rumah tangga orang. Ali itu masih suaminya!" Kata Dimas.

"Aku tidak menghancurkan rumah tangga orang. Harusnya kau tanya sendiri sama orang yang sudah menghancurkannya. Jelas-jelas dia sendiri yang sudah melakukannya! Dia sudah melakukan tindakan kekerasan pada Istrinya sendiri!" Bales Tibra membuat Dimas tidak bisa berkata-kata lagi.

Ali ingin rasanya menghajar Tibra, berani-beraninya dia mengatakan itu dihadapannya.

Prilly shock sekaligus terkejut mengapa Tibra bisa mengatakan itu kepada Ali.

"Sudah cukup!"

"Aku akan ikut dengannya Tibra."

"Prilly kau ingin ikut bersamanya? Tidak, aku tidak akan-"

"Ali masih Suamiku." Kata Prilly membuat Tibra bungkam.

Ali tersenyum penuh kemenangan.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang