05

17.9K 966 45
                                    

Prilly masih diam-diam meminum obat pil KB setelah suaminya meminta melakukan 'itu' kepadanya. Namun mungkin dia teledor atau ceroboh karena tidak menyimpan dengan benar kali ini sehingga Ali melihat obatnya.

"Benda apa ini?!"

"I-itu..." Prilly mencari alasan agar suaminya tidak curiga.
"Itu obat biasa Li." Dustanya.

Ali membuang obat itu ke tempat sampah membuat Prilly membelalakkan matanya.

"Kenapa dibuang?"

"Kau pikir aku bodoh!" Bentak Ali seraya menarik rambutnya kasar. Prilly menggeleng kuat.

"Hiks, Maafin aku Li."

"Cukup! Sudah minta maafnya kau sudah berulang kali membuatku marah Prilly! Jadi selama ini kau meminumnya hah! Agar supaya kau tidak hamil!"

Prilly sudah ketakutan dan tidak berani menatap wajah suaminya. Baru dia berhasil membuatnya tenang karena masalah Tibra. Kini dia harus membuat Ali marah besar karena ketahuan selama ini minum pil KB. Prilly kelakuan itu karena demi kebaikannya juga. Lagi pula, Jika dia Hamil itu bukan kabar baik atau bahagia namun sebuah malapetaka besar untuknya dan juga calon bayinya nanti.

"Cukup sudah kesabaran ku malam ini Prilly! Kau sudah berani berbohong padaku ternyata ya! Kau sudah keluar rumah tanpa sepengetahuanku lalu pulang bersama pria brengsek itu. Sekarang aku harus memergoki kau sedang minum obat itu supaya kau tidak memberikan aku keturunan!"

Prilly menggelengkan kepalanya kuat dia melangkah mundur ketika Ali melangkah maju. Dia mencoba untuk kabur dari sana namun dengan gerakan cepat Ali menariknya paksa dan Prilly berteriak-teriak. Pria itu tidak perduli seolah-olah pendengaran telinganya sudah tidak berfungsi. Ali sudah seperti berwujud iblis saja sangat menyeramkan dan tidak punya hati nurani.

"Jangan lakukan ini Ali!" Prilly berontak sambil menendang menggunakan kakinya. Dia tidak ingin setiap kali Ali marah pasti selalu melampiaskan dengan hubungan intim.

Ali sudah menindih tubuhnya dan melepas lagi semua pakaian Prilly habis. Mereka baru saja melakukannya namun kali ini dia akan melakukannya lagi dengan lebih kasar.

Prilly meronta-ronta meminta dilepaskan dan kini tubuhnya sudah berhasil Ali lepas.

"Kubuat kau menyesal Prilly!" Ali membuka lebar-lebar pahanya Prilly agar mensejajarkan pada dirinya memasukinya dengan kasar.

Prilly berteriak-teriak namun berbarengan dengan desahan. Dia menjambak rambut Ali sesekali mengeluarkan kata-kata kasar untuk suaminya. Sungguh sakit sekali dan perih namun Ali tidak memberinya istirahat.

Sudah beberapa kali pelepasan namun sepertinya Ali tidak ada lelahnya untuk menyiksa tubuhnya Prilly. Dia membalikkan tubuhnya Prilly dan kembali menghentakkan miliknya, semakin dalam. Sedangkan Prilly hanya pasrah dan sudah tidak berdaya seluruh tubuhnya remuk karena serangan Ali bertubi-tubi.

Ali sudah seperti kesetanan terus saja menyetubuhi istrinya dengan kasar dan bruntal tanpa ada lembut sedikitpun. Hingga dia ambruk setelah melakukan 'itu' berulang kali akhirnya dia jatuh disamping Prilly dan mengatur napasnya yang terengah-engah.

Prilly berusaha bangkit dari ranjang dan menoleh sebentar kearah Ali yang tertidur damai. Wajahnya seperti tidak ada rasa bersalah dan berdosa. Hatinya sakit, perih dan lelah.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang