11

15.7K 744 42
                                    

"Pengacara Tibra. Diluar ada yang ingin menemuimu."

Tibra yang masih dalam jam kerja. "Siapa?"

"Dia tidak memberitahu identitasnya."

"Aku akan segera kesana."

Tibra penasaran siapa yang ingin bertemu dengannya? Langsung saja dia keluar dan menemukan Ali yang berdiri disana.

"Kau?"

Ali berbalik badan dan langsung menarik Jas Tibra. "Dimana Istriku?!"

Tibra mendorong bahu Ali kuat.
"Jangan asal tuduh ya! Astaga kau ... Apakah kau tidak punya etika sama sekali? Bagaimana bicara dengan lawanmu?"

"Brengsek! Katakan saja tidak usah banyak bicara kau!"

"Apa-apaan kau ini!" Tibra menahan tangan Ali dan mendorongnya lagi menjauh.
"Aku bisa saja panggil penjaga disini agar kau diusir. Ini dikantor, tempatku bekerja. Mana aku tahu dimana Prilly, mengapa kau bertanya padaku? Oh apa Prilly melarikan diri lagi?"

"Mungkin saja, dia pergi karena tidak sanggup lagi menjalankan rumah tangga dengan Pria banci sepertimu." Tibra tersenyum remeh.

Ali mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Jaga bicaramu itu ya! Percuma kau disekolahkan tinggi-tinggi tapi sukanya ikut campur masalah rumah tangga orang lain!" Kata Ali.

"Hei harusnya kau yang harus jaga sikap anda, bapak Ali yang terhormat. Apakah anda pantas dikatakan pria berpendidikan juga tapi suka bertindak kekerasan pada Istri?" Bales Tibra tidak terima.

Drrttt

Ponsel Ali berdering, dia melihat yang menelponnya ternyata Prilly.

Tibra sekilas melihat layar ponselnya Ali. "Dia pasti ingin, kau secepatnya urus perpisahan kalian."

Ali menatap Tibra tajam. Sayangnya dia tidak banyak waktu untuk meladeninya sekarang.

"Hei Pria banci! Prilly pasti akan mengajukan surat perpisahan setelah anak kalian lahir! Dan aku akan segera menikahinya!" Kata Tibra.

Bangsat, Ali mengepalkan tangannya.

Dia segera mengakat teleponnya Prilly.

"Ali hiks, tolong aku."

"Sekarang katakan posisimu dimana?"

"Aku dirumah keluargaku. Ali segera jem-"

Ali mematikan sambungan teleponnya dan segera meninggalkan tempat itu termasuk menghiraukan teriakan Tibra.

...

"Ali!" Prilly berhamburan keluar dan memeluk Suaminya.

Ali melihat Prilly menangis mencoba untuk menenangkannya dengan mengusap-usap punggung Istrinya itu.

"Hiks, hiks..."

"Kamu baik-baik saja? Dirumah ada Pricilla. Kenapa dia bisa dirumah? Aku mengkhawatirkan keadaan kamu Prilly."

"Maaf Ali..." Hanya itu yang keluar dari mulut Prilly.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang