10. Calon Teman Baik

118 25 11
                                    

Music today : Fire by BTS
.
.
.
.
.
.
.
.




Tidur merupakan sebuah kegiatan yang disukai oleh semua orang. Tidur juga bagian dari kebutuhan makhluk hidup, baik itu manusia ataupun hewan. Tak sedikit dari manusia zaman sekarang yang menjadikan tidur sebagai hobby.

Salah satunya adalah pemuda yang tengah meringkuk diranjang bernuansa abu-abu itu. Kesibukan sekolah, job menyanyi, dan beberapa usaha kuliner yang ia pimpin bersama adiknya, membuat ia tidak punya banyak waktu untuk mengistirahatkan tubuh.

Sekitar tiga puluh menit yang lalu ia mulai terlelap. Tiga puluh menit lagi langit biru akan berubah menjadi gelap, karena jam sudah menunjukan pukul enam petang. Namun, mendengar dengkuran halus yang keluar dari pria itu, nampaknya tidak ada tanda-tanda ia akan bangun sebentar lagi. Semakin lama semakin lelap ia menyelam ke dunia mimpi.

Sosok pria lain membuka pintu secara perlahan. Berjalan berjinjit untuk tidak membangunkan empunya kamar.

"Eenzi. Bangun woy," ucap pria yang baru saja masuk. Eenzi yang di bangunkan pun masih tak bergeming.

"Eenzi, banguunnn!!" Lelaki itu menepuk dahi Eenzi berkali-kali.

Eenzi yang merasa terusik, menaikan selimutnya sampai menutup kepala.

"Heehhh keboo. Banguuunnnn!!!"

"Apasih, anj-" Eenzi menggantungkan kalimatnya ketika melihat seorang Gara yang tersenyum bodoh tepat di depan matanya. "Njing!" terusnya sambil menendang badan Gara.

Cowok yang sedari tadi menganggu tidur Eenzi itu terhuyung ke belakang, tapi dengan cepat ia memberi serangan balik yaitu memeluk Eenzi kuat-kuat.

"Lepasin, Gara!!" teriaknya berkali-kali.

"Nggak, ah. Lama ga berpelukan sama hyung," jawab Gara yang semakin membuat Eenzi bergidik.

Eenzi terus berteriak, sementara Gara semakin gencar mengeratkan pelukannya. Eenzi menyerah, badannya yang masih lemas akibat bangun tidur membuatnya lemah dan lebih memilih diam, kembali memejamkan mata.

"Nji, badan gue kaku rasanya. Nanti temenin, ya?" ucap Gara yang biasa memanggil Eenzi dengan sebutan 'Enji'.

Eenzi melirik Gara yang masih memeluknya dari belakang. "Maksud lo?"

"Gue dapet info dari Lingga, ada orang yang belum dapet lawan. Orang baru, songong katanya. Dia nyiapin tiga ratus juta buat yang bisa ngalahin dia," terang Gara.

"Butuh banget duit lo?"

"Bukan duitnya, hyung. Tapi gue butuh nguatin otot-otot gue yang udah pada kendor nih." Eenzi tidak menjawab. "Ayolah, Ji. Gue lama ngga naik ring nih," rengek Gara dengan menggoyang-goyangkan badan Eenzi.

Eenzi menampik tangan Gara. "Males!"

"Ayolah. Nanti kalau gue menang, bagi dua hadiahnya."

"Iya kalau menang. Kalau kalah?"

"Heh. Ngga ada ya dalam sejarah seorang Sagara Mahendra kalah beradu jotos di atas ring." Gara berujar pongah.

"Sejarah lo belum terukir, bege," ejek Eenzi kesal.

"Bodo amat pasal sejarah. Yang penting lo harus nemenin gue malam ini." Gara tetap memaksa Eenzi.

"Ogah, ah. Capek gue, mau tidur. Mumpung ngga ada job sampe malem." Eenzi kembali tenggelam dalam selimut.

SERENITY • Liskook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang