20. Mimpi buruk

87 20 0
                                    

Music today : Light by Bts
.
.
.
.
.

Talitha terbangun ditempat yang menurutnya asing. Semuanya gelap dan hitam. Talitha bahkan tidak bisa melihat jemarinya sendiri. Tidak ada bedanya ketika Talitha membuka dan menutup mata. Sebenarnya dimana dia sekarang.

"Halo, ada orang disini?" Bukannya mendapat jawaban, Talitha malah mendengar suaranya yang menggema. Menambah kesan mencekam disekitar Talitha.

Talitha menelan ludah. Ia mencoba melangkah untuk mencari jalan keluar. Talitha tidak bisa berdiam lama ditempat yang gelap dan sempit. Ini membuatnya ketakutan. Apalagi di sini sangat sunyi dan sepi.

Talitha msih terus berjalan sampai ia melihat sebuah cahaya yang kira-kira sebesar holahop. Tentu itu membuat Talitha menyunggingkan senyum. Talitha langsung berlari ke arah cahaya itu. Namun, alangkah kagetnya ketika ada tangan yang mencekal kaki kanan Talitha. Membuat Talitha tersungkur dengan dagu yang membentur lantai.

"Siapa, sih?" Talitha langsung membekap mulutnya ketika gema dari suaranya terdengar. Itu sangat menakutkan. Talitha benar-benar harus tutup mulut sekarang.

Talitha kembali berdiri dengan dagu yang masih sakit. Ia kembali meneruskan perjalanannya ke arah cahaya itu. Matanya menyipit ketika menyadari kalau lubang cahaya itu semakin mengecil. Talitha mempercepat langkah, namun lagi-lagi ada yang sengaja membuatnya terjatuh. Ada yang mendorong Talitha, menjambak, menendang, menarik tangannya, dan segala hambatan-hambatan yang lain. Talitha masih saja diam karena ia takut dengan gema dari suaranya sendiri. Sambil terisak, Talitha tetap berlari menuju lubang yang sekarang hanya tinggal sebesar bola basket.

"Meisya, cepetan. Aku tunggu di sini." Talitha seperti tidak asing dengan suara barusan. Itu seperti suara Denzel. Iya, itu adalah suara Denzel. Dimana pria itu?

"Ayo, Sya cepetan. Lo nggak kasihan apa sama gue. Banyak nyamuk, nih." Talitha mendengar suara lagi. Tanpa.berfikir pun Talitha tau kalau pemilik suara itu adalah Gara.

"Bohong, Sya. Disini nggak ada nyamuk padahal." Itu suara Denzel lagi.

"Diem kek. Sekali-kali kita harus bohongin Meisya biar dia cepet jalannya." Lagi-lagi itu suara Gara. Kenapa Talitha mendengar mereka seperti sedang mengobrol. Apakah mereka bertemu?

"Nggak boleh bohong kalau sama Meisya."

"Meisya harus dibohongin biar cepet gede."

"Gara, Denzel. Kalian dimana?" Talitha akhirnya kembali mengeluarkan suaranya. Ia menutup telinganya rapat ketika suaranya mulai bergema.

"Kami di sini." Talitha melihat kedua orang itu berada di antara cahaya. Keduanya melambai ke arah Talitha lalu tersenyum. Senyuman itu seakan menambah semangat Talitha, ia pun mulai kembali berlari, namun tubuhnya lagi-lagi tersungkur karena seseorang mendorongnya.

"Nggak semudah itu lo keluar dari sini, pecundang." Talitha mematung ketika mendengar suara itu. Ia kemudian berbalik, dan benar saja. Suara itu adalah suara milik perempuan yang menggores lehernya tempo hari. Bulu kuduk Talitha merinding seketika.

"Hahaha. Kenapa diam? Takut?" Suara wanita itu kembali terdengar.

"Gara, Denzel. Tolong. Aku takut."

"Kami tidak bisa kesitu Meisya. Batas aku dan Gara cuma sampai sini. Kamu yang harus cepat sampai di sini sebelum cahaya ini menghilang." Denzel memberi arahan.

"Cepet, Sya. Kalo lo nggak bisa sampai di sini tepat waktu, kita nggak akan pernah bisa ketemu lagi." Gara menambahkan.

Talitha menggeleng kuat. Ia tidak mau berpisah dengan Gara dan Denzel. Ia tidak mau terjebak di ruang yang gelap ini selamanya. Talitha langsung mengambil langkah seribu. Namun, seorang lelaki bertubuh gagah menghalangi jalannya. Talitha mendongak untuk melihat siapa dia, dan betapa terkejutnya Talitha ketika.tau kalau pria itu adalah Jackson.

SERENITY • Liskook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang