24. Tujuan Manis (END)

135 19 2
                                    

Music today : Magic Shop by BTS
.
.
.
.
.

Hari ulang tahun Gara tiba. Talitha, Aluna, dan para keponakan Gara berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya. Dinding yang semula berwarna putih polos, sekarang dipenuhi oleh balon huruf yang bertuliskan 'Happy Sweat Seventeen, Gara.' Di bawah ranjang Gara, dipenuhi oleh banyak bungkusan kado dan bucket bunga dengan ucapan selamat ulang tahun dan doa supaya Gara cepat sembuh.

Sebenarnya, dokter tidak mengizinkan untuk mereka malakukan ini karena alasan takut menggangu ketenangan Gara. Namun, mereka semua berjanji untuk tidak membuat kegaduhan dan hanya berbicara dengan bisik-bisik. Sempat ada perdebatan disini, tapi akhirnya dokter mengalah dan memberikan izin kepada keluarga Gara.

Mereka semua duduk bersila di atas karpet, melingkari ranjang Gara. Eenzi sudah siap dengan gitar dipangkuannya. "Gara, gue harap lo denger lagu yang kami nyanyikan ini." Eenzi menatap semua orang satu persatu. Ia kecewa pada dirinya sendiri karena tidak punya nyali untuk mengajak Ivy. Eenzi menggelengkan kepala lalu mulai memainkan jemarinya di atas senar gitar. Melantunkan lagu anak-anak berjudul Happy Birthday.

Happy Birthday to you
Happy Birthday to you
Happy Birthday, Happy Birthday
Happy Birthday Gara

Semua menitihkan air mata termasuk para lelaki. Bayangkan jika kalian merayakan ulang tahun dan yang ulang tahun sedang dalam keadaan kritis. Ini sangat menyakitkan hati siapapun.

Satya dan Aluna berdiri menghampiri putra bungsunya. Mereka menatap Gara lekat. "Selamat ulang tahun, Nak. Segeralah kembali pada kami," ujar Satya singkat namun penuh harap.

"Gara, anak Mama. Selamat ulang tahun ya, Nak. Semoga kamu lekas diberi kesehatan oleh Allah. Mama sayang sama Gara." Kemudia Aluna mengecup kening Gara sangat lama. Sampai akhirnya tubuh Aluna melemas dan ia tak sadarkan diri. Untung Satya segera menangkapnya, kalau tidak Aluna sudah pasti jatuh ke ubin.

Suasana yang tenang mendadak riuh melihat Aluna yang pingsan. Sejak dua minggu terakhir, kondisi Aluna sangat lemah. Ia sering pusing, mual, dan langsung tak sadarkan diri. Bukan hamil. Kata dokter, Aluna terlalu stress sampai membuat kondisinya melemah.

Satya langsung membawa istrinya pergi. Diikuti oleh semua orang yang ada di sana. Kecuali Talitha. Ia tidak bisa berhenti menyalahkan diri sendiri. Aluna tidak akan seperti ini jika tidak memikirkan Gara, kan? Gara juga tidak akan seperti ini jika tidak karena Talitha, kan? Memang semua masalah ini terjadi karena ulah Talitha.

"Nitip Gara, Tha. Gue jenguk Tante Luna, dulu." Talitha hanya merespon Eenzi dengan satu anggukan kecil. Setelah Eenzi pergi, Talitha berjalan gontai ke ranjang Gara dan langsung menghambur dipelukannya.

"Lo pasti sesek gue tindih kaya gini, iya kan?" Talitha menghembuskan nafas. "Bodo amat. Lo jahat, sih. Nggak balik-balik. Gue kan, kangen." Talitha mengeratkan pelukannya.

"Badan lo kecilan, Ra. Ga enak dipeluk. Gendutin lagi, kek. Masa tulang peluk tulang. Kan ngga anget. Mendingan gue peluk guling, ada empuk-empuknya dikit." Talitha bergumam sendiri.

"Gue nggak akan nguacapin 'Selamat Ulang Tahun' kalau lo belum bangun." Talitha mendengus. "Lo jahat, Ra. Bikin mama lo sakit. Iya, sama kaya gue yang bikin lo koma."

"Gue heran, kenapa sih, lo seneng banget koma?" Talitha menyipitkan matanya. "Oh, gue tau. Lo pasti ketemu Denzel, kan? Lo pasti lagi mainan kan berdua sama Denzel. Ih, curang ga ajak-ajak." Talitha memukul lengan Gara pelan.

SERENITY • Liskook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang