Music today : Jamais Vu by Jhope, Jungkook, & Jin Bts
.
.
.
.
.Gara sangat emosi sekarang. Ia masih tidak habis pikir bagaimana Eenzi bisa membawa Talitha ke balapan itu dan menjadi lawan balap Gara. Yang lebih fatalnya lagi, Eenzi meninggalkan Talitha sendiri. Itu sama dengan Eenzi mempersilahkan tangan kotor para buaya untuk menyentuh tubuh Talitha. Mending jika hanya disentuh, Talitha sampai mendapat kekerasan dari orang itu. Membuatnya tergeletak tak sadarkan diri sekarang. Gara tidak bisa membayangkan bagaimana takutnya Talitha saat kejadian tadi.
Gara menepikan mobilnya ketika terdengar rintihan dari Talitha. Dengan cepat Gara mendekap telapak tangan Gara. Mencium punggung tangannya dan menempelkannya dipipi.
"Jangan ganggu saya. Jangan sentuh saya. Gara, tolong. Aku nggak mau, Gara. Nggak mau."
"Sssttt. Bangun, Sya. Gue di sini." Gara mendekap tangan Talitha lebih erat ketika air mulai merembes dari kedua kelopak Talitha yang tertutup.
"Takut, Gara."
Gara meremas rambutnya kasar. Setelah itu ia kembali melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Bagaimana pun caranya, Gara harus cepat sampai di rumah sakit supaya Talitha bisa segera mendapat pertolongan.
Gara tau kalau ini bukan situasi yang tepat untuk berbahagia, mengingat Talitha yang seperti orang trauma. Tapi, tidak ada salahnya jika Gara sedikit bersyukur. Bersyukur karena Talitha memanggil namanya saat mengigau. Bersyukur karena tidak lagi Denzel yang disebut Talitha dalam racauannya. Apakah itu berarti kalau Gara sudah benar-benar diizinkan oleh Talitha? Ah, andai Talitha dalam kondisi yang baik-baik saja sekarang, pasti Gara sudah memeluk dan mencubit pipinya gemas.
Sepuluh menit perjalanan, Gara akhirnya sampai ke rumah sakit. Sepanjang sisa perjalanan tadi, Talitha tidak berhenti mengigau. Mengatakan kalau dirinya takut dan terus meminta tolong kepada Gara. Gara tidak tau Talitha diapakan oleh orang tadi. Tapi yang jelas, Gara sudah menghafal dengan jelas muka pria itu. Sehingga kalau terjadi apa-apa pada Talitha, Gara akan langsung mencari pria itu dan memberinya pelajaran yang setimpal.
Jangan bermain api dengan Gara. Anda melempar bola api, Gara akan membalasnya dengan hujan api. Gara serius untuk hal ini. Apalagi kalau sudah menyangkut seseorang yang dia sayang.
Seorang perawat keluar dari ruangan Talitha. Gara langsung berdiri di hadapan perawat itu.
"Keluarga Ibu Talitha?"
"Iya. Saya, Sus. Bagaimana perkembangan Mey-ehm, maksud saya Talitha?"
"Maaf bapak ini siapanya ya?"
"Saya-" Gara menggigit bibir bawahnya. Setelah berfikir, ia kembali bersuara, "saya suaminya, Sus. Bagaimana keadaan istri saya?" Gara berdeham setelah mengatakan itu. Ada yang aneh dari bibirnya ketika Gara mengatakan itu. Lucu, tapi bukan saatnya untuk tertawa.
Suster itu mengangguk. "Bu Talitha sepertinya mengalami trauma sehingga terbawa sampai alam bawah sadarnya, Pak."
"Terus gimana, Sus?"
"Bu Talitha terpaksa kami kasih obat penenang, Pak. Besok pagi biar dokter yang mengambil alih."
Gara meremas rambutnya frustasi. "Saya mau lihat Talitha boleh kan, Sus?"
"Silahkan, Pak. Kalau begitu saya pamit dulu, permisi."
Melihat perawat itu yang pergi, Gara segera masuk untuk melihat kondisi Talitha. Namun, baru saja Gara menyentuh handle pintu, seseorang memanggil Gara dan menghentikan langkah pria itu. Gara hanya diam tanpa ingin melihat siapa orang yang memanggilnya. Karena dari suaranya saja, Gara sudah mengetahui siapa orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENITY • Liskook ✔
Teen FictionSemua tidak akan terjadi jika Sagara tidak memulai. Talitha yang hidup dengan tenang, kini diusik oleh hadirnya seorang Sagara. Sagara yang selalu bertingkah demi mencuri perhatian seorang Talitha. Lama kelamaan, Gara mengetahui sedikit demi sedikit...