Music today : Boy with luv by Bts
.
.
.
.
.Gara melajukan mobilnya dengan perasaan yang berkecamuk. Rambutnya berantakan dengan ekspresi geram yang tak dapat disembunyikan. Gara tidak habis pikir kalau Leonie melakukan hal itu secepat dan sekasar ini kepada Talitha. Wanita itu kembali mengusik kebahagiannya, kembali merusak kehidupannya, dan kembali merobohkan benteng pertahanannya.
"Aarrgghhh!!" teriak Gara dengan memukul stir mobil. Ia melaju dengan kecepatan tinggi untuk cepat sampai ke apartemen Talitha. Gadis malang itu tengah membutuhkannya sekarang.Mengingat lebam di wajah Talitha, luka di tubuh Talitha, dan keluh Talitha ketika tanpa sengaja Gara menyentuh bagian yang di rasa sakit. Hatinya teriris mengingat kejadian itu. Kenapa Gara bisa lalai untuk menjaga Talitha? Harusnya Gara tau kalau menjaga Talitha via online itu tidak cukup.
Gara memarkirkan mobilnya ketika sampai di apartemen Talitha. Berlari dengan menenteng dua kantong makanan untuk mengisi kekosongan perut Talitha. Gara juga membeli beberapa obat dari apotik, dengan harapan obat ini bisa mengurangi rasa nyeri ditubuh Talitha.
Gara memencet pin untuk membuka pintu apartemen Talitha. Pintu terbuka, menampakan Talitha dengan balutan selimut tebal di atas sofa. Gara berjalan dengan hati-hati ketika melihat Talitha yang memejamkan mata. Meletakan barang bawaannya di atas meja lalu melangkah ke dapur untuk mengambil piring dan gelas.
Sebenarnya Gara tidak tega membangunkan Talitha. Gadis itu nampak sangat kelelahan dan kesakitan. Namun, Gara juga tidak bisa membiarkan Talitha tidur dengan perut yang kosong. Gara mengelus puncak kepala Talitha. "Sya." Talitha berdeham sebagai jawaban. "Bangun dulu."
Talitha membuka matanya dengan perlahan. "Denzel?"
Ada tanda tanya besar dikepala Gara ketika lagi-lagi ia mendengar nama 'Denzel' keluar dari bibir Talitha. Namun, segera Gara menutupi itu semua dengan senyumannya. "Sagara." Gara menyebutkan namanya, supaya Talitha sadar bahwa sosok di depannya ini adalah Gara, bukan Denzel.
"Ah, Gara." Talitha mengangkat kepala, mencoba bangkit dari tidurnya. Gara pun membantu Talitha untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
"Makan, Sya." Gara memberikan semangkuk soto ayam kepada Talitha yang langsung dihadiahi gelengan kepala. "Makan dulu, Sya."
"Nggak laper."
Gara menghembuskan nafas pelan. "Dikit aja, Sya. Buat minum obat."
"Nggak mau minum obat."
"Biar hilang sakitnya."
"Aku nggak sakit."
Gara bersedikap. "Perlu diambilin cermin?"
Talitha memanyunkan bibirnya "Panas, Ra," ucap Talitha ketika tangannya bersentuhan dengan semangkuk soto ayam.
"Pelan-pelan." Gara mengarahkan mangkuk itu dengan hati-hati sampai Talitha nyaman untuk memakannya.
Gara menjadikan bantal sofa untuk meja supaya Talitha bisa memangku mangkuk, tanpa merasa panas. "Gini?" Talitha mengangguk. Gara kemudian mengambil mangkuk satunya lagi dan duduk di samping Talitha.
Belum lama mereka makan, Gara dikagetkan oleh Talitha yang batuk-batuk. Dengan panik, Gara segera menyodorkan sebotol air mineral, tapi Talitha menampiknya. Menunjuk sesuatu lain yang berada di atas meja. Gara mengambil susu coklat yang dibelinya bersama air mineral, tapi Talitha menolaknya lagi.
"Lo mau minum apa sih, Sya?" tukas Gara yang semakin panik ketika melihat air mata Talitha yang menetes.
Sambil terbatuk Talitha masih menunjuk ke arah meja. Tersisa satu kaleng soda di sana. "Soda?" tanya Gara memastikan dan Talitha mengangguk. Gara sempat tidak yakin memberikan soda itu kepada Talitha. Bukannya pelit, tapi ia teringat kata mamanya kalau wanita itu tidak boleh minum soda.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENITY • Liskook ✔
Novela JuvenilSemua tidak akan terjadi jika Sagara tidak memulai. Talitha yang hidup dengan tenang, kini diusik oleh hadirnya seorang Sagara. Sagara yang selalu bertingkah demi mencuri perhatian seorang Talitha. Lama kelamaan, Gara mengetahui sedikit demi sedikit...