039| Berjuang atau Menjauh

2.2K 150 7
                                    

Setelah menemui Aeera dan mamanya, kakek Mario merasakan negative thinking mengenai Arsen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menemui Aeera dan mamanya, kakek Mario merasakan negative thinking mengenai Arsen. Dan benar saja, sekarang Arsen sedang dikeroyok oleh beberapa orang. Untungnya dengan bantuan para kedua bodyguardnya kakek Mario dengan mudah menyelamatkan cucunya tersebut.

"Kakek, uhuk uhuk." Arsen terbatuk mengeluarkan darah segar.

"Cepat bawa cucu saya ke rumah sakit!" perintah kakek Mario kepada kedua bodyguardnya.

Kedua bodyguard yang bertubuh besar tersebut segera melaksanakan perintah dari sang majikan. Seluruh bagian tubuh Arsen merasakan sakit, ia lemah, tapi ia masih bergumam menyebutkan nama Aeera.

"Aeera, Aeera jangan tinggalin gue, maafin gue...." lirih Arsen, suaranya terdengar parau dan gemeteran.

Kakek Mario menitikkan air mata melihat keadaan Arsen saat ini.

🍂🍂🍂

Aeera dan mamanya baru saja tiba di rumah. Mereka berdua saling menguatkan satu sama lain.  Sungguh Aeera sangat tidak menyangka Arsen menyembunyikan rahasia besar dalam hidupnya hanya untuk menjadikan dirinya sebagai seorang babu.

Riska terus saja mengutuk dirinya, karena dia, putrinya selama ini pasti sangat menderita di sekolahnya. Bahkan sebagai seorang ibu, ia tidak bisa menjaga putri semata wayangnya dan tidak mengetahui apa saja yang dilalui putrinya selama ini.

Aeera menuntun Riska untuk duduk di sofa. Mereka berdua berpura-pura terlihat tegar agar tidak ada yang merasakan cemas.

Aeera mendengus sangat pelan untuk memulai berbicara.
"Aeera buatin Mama kopi dulu, ya."

Riska yang mengetahui kondisi putrinya saat ini, langsung menyuruh Aeera agar duduk di dekatnya.
"Kamu duduk dulu, sayang!" titah Riska masih terdengar parau.

Tidak bisa menolak, Aeera langsung melangkah untuk duduk di sebelah mamanya.

"Nak, kenapa kamu nyembunyiin semua ini dari Mama?" Riska sudah tidak tahan lagi menahan air matanya. Tangisnya saat ini sudah pecah. Sungguh ia merasa tidak becus menjadi orang tua Aeera.

Aeera hanya diam seraya menangis, ia berkali-kali menghapus air mata mamanya. Ia sangat tidak suka jika mamanya menangis.

Masih dengan isakan, Riska melanjutkan perkataannya.
"Kenapa kamu nggak pernah bilang kalau rahasia Mama terbongkar di sekolah kamu? Kenapa kamu nggak pernah bilang ke Mama, kalau Arsen itu sangat jahat sama kamu? Kamu pasti sangat menderita di sekolah, 'kan? Maafin Mama karena nggak bisa jagain kamu, maafin Mama karena nggak becus jad...."

Aeera menutup mulut Riska dengan sangat lembut menggunakan telapak tangannya. Tidak, Aeera tidak ingin mendengar kelanjutan dari perkataan Riska.

VERLEDEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang