036| Pesan Berantai

2.2K 151 0
                                    

Hari ini adalah hari pengumuman kenaikan kelas sekaligus pembagian rapot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah hari pengumuman kenaikan kelas sekaligus pembagian rapot. Semua murid SMA Bina Bangsa ditemani oleh para wali masing-masing. Seperti dengan halnya Aeera, hari ini ia di temani sang mama. Padahal, Aeera sudah berusaha untuk menyembunyikan surat undangan itu dari Riska.

Dengan perasaan berkecamuk, Aeera mulai keluar dari angkot dan disusul kemudian oleh Riska. Mereka berdua berjalan berdampingan. Semua pasang mata menatap ibu dan anak itu dengan tatapan aneh, lebih tepatnya dengan tatapan tak suka.

"Aeera, apa cuma pikiran mama aja ya, murid-murid di sekolah kamu natap ibu kayak nggak suka gitu?" tanya Riska dengan sangat pelan.

Ini yang Aeera takuti, Riska akan menjadi canggung terhadap suasana di sekolahnya. Ia takut akan ada orang nantinya berbicara yang tidak-tidak kepada mamanya.

Aeera mencoba biasa saja, ia mencoba tersenyum agar mamanya tidak merasa khawatir.
"Habisnya Mama keliatan cantik banget sih, sampe semua teman-teman Aeera iri kali sama mama," balas Aeera dengan sedikit cengiran.

"Kamu bisa saja, Sayang. Tapi menurut Mama itu bukan tatapan seperti itu tapi kayak...."

"Udah, ah! Mama jangan mikir yang macem-macem. Mending kita segera pergi ke aula, kayaknya bentar lagi acaranya mau dimulai nih," sahut Aeera memotong pembicaraan mamanya. Ia segera membawa Riska menuju ke aula sekolah Bina Bangsa.

Aeera berusaha bercanda bersama Riska saat menuju ke aula. Ia tidak ingin Riska melihat tatapan yang seperti mengintemidasi mereka berdua.

Tapi, Aeera merasa bersyukur selama berjalan melewati koridor sekolah bersama mamanya, ia tidak pernah mendengar sama sekali seseorang membicarakan ia dan mamanya.

Aeera yakin, ini semua berkat Arsen. Memang setelah Arsen mengaku berpacaran dengan dirinya, orang-orang tidak berani menggunjingnya lagi secara terang-terangan. Ya walaupun Aeera tahu sampai sekarang masih tidak ada yang mau berteman dengannya.

"Aeera, itu kan Febi sahabat kamu. Kamu sapa dia, gih, dia kayaknya nggak liat kita," ucap Riska yang menyadari Febi saat ini berada di depannya.

Aeera merasa khawatir, ia khawatir jika Riska tau bahwa ia dan Febi tidak pernah saling bicara seminggu ini. Aeera khawatir nantinya Riska akan mengetahui alasan mengapa Febi malah menjauhi dirinya.

"Kok kamu diam aja sih, kamu ada masalah sama Febi ya?" tanya Riska.

Aeera mendengus pelan, baik ia akan memberikan alasan yang tidak sebenarnya kenapa ia dan Febi bertengkar.

"Aeera!"

Niat Alexa untuk menjawab pertanyaan Riska terhenti saat mendengar suara familiar yang memanggil namanya. Aeera dan Riska menoleh, rupanya itu adalah Arsen yang saat ini sedang bersama kakeknya.

"Assalamualaikum, Tante," sapa Arsen lalu mencium punggung tangan Riska. Riska sudah tau jika putrinya saat ini sedang berpacaran dengan Arseno.

Aeera juga langsung mencium punggung tangan kakek Mario. Aeera pikir kakek Mario belum tau hubungannya dengan Arsen. Sebenarnya sekarang Aeera sedikit gugup karena takut jika kakek Mario belum memaafkannya.

VERLEDEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang