009| Rencana Arsen

2.5K 196 1
                                    

Aeera jelas sangat terkejut mendengarkan perkataan kakek Mario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aeera jelas sangat terkejut mendengarkan perkataan kakek Mario. Kakek Mario sekarang jelas menahan sakit di dadanya. Ia yakin kakek Mario membencinya

"Jadi lo anak tukang korupsi, cih!" hina Arseno menatap rendah ke arah Aeera.

"Arseno! Diam! Kamu nggak tau apa-apa!" teriak kakek Mario. Lagi-lagi nyeri di dadanya terasa kembali.

"Kakek!" Aeera yang merasa khawatir reflek ingin membantu kakek Mario tetapi dengan cepat Arsen menepis tangannya.

"Pergi lo dari sini! Dasar anak tukang korupsi!" ketus Arsen pada Aeera.

"Arseno, diam!" teriak kakek Mario, ia lalu menatap kepada Aeera yang saat ini terlihat ketakutan.
"Aeera kamu jangan...."

"Maafin Aeera, Kek." Aeera memotong perkataan kakek Mario dan berlari sekuat tenaga meninggalkan perkarangan perumahan Arsen.

"Aeera!" teriak kakek Mario namun punggung gadis itu sudah hilang dari pandangannya.

"Arsen. Kamu nggak seharusnya ngomong gitu ke Aeera. Cari Aeera sekarang." Perkataan kakek Mario terdengar gemetaran, rasa sakit di dadanya semakin bertambah.

"Kok Kakek masih peduli sama anak korupsi itu, sih!" ujar Arsen tak terima.

"Jangan panggil dia anak korupsi, Arseno! Ayah dia di jebak sama orang lain," tegas kakek Mario. Lagi-lagi sakit di dadanya bertambah. Ia masih merasa bersalah.
Walaupun sebelum meninggal almarhum Raka menuliskan surat untuknya bahwa ia telah memafkan kakek Mario.

Tetap saja ia masih merasa bersalah.

Raka di jebak. Pengadilan membuktikannya bersalah.
Sampai akhirnya baru 3 bulan di penjara, Raka dikabarkan meninggal karena sakit yang disembunyikannya.

"Hah? Maksud Kakek?!" beo Arsen atas pernyataan kakeknya.

"Iya Arseno, Raka dijebak. Semua bukti dipalsukan. Bukan ayah Aeera yang korupsi. Kakek terkejut karena Kakek merasa bersalah kepada Aeera," ujar kakek Mario.

"Kamu harus janji nggak bakal nyakitin Aeera. Sekarang anterin kakek ke rumah Aeera!" titahnya.

"Iya, Kek. Ayok!"

Saat Kakek Mario ingin melangkah, nyeri hebat dirasakan di dadanya. Pria tua itu sampai tersungkur ke lantai karena tidak bisa menahan sakitnya.

"Kakek! Kakek kenapa?!" Arsen merasa sangat panik.

Di detik selanjutnya, Kakek Mario tidak sadarkan diri.

VERLEDEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang