9. Unexpected

56 16 0
                                    

Not a human; unexpected


"Tidak, aku tidak mau." Percayalah kalau Jimin sudah membujuk Jungkook berulang kali, namun Jungkook yang bahkan tidak tahu nama hantu yang ada di depannya itu masih menolak mentah-mentah.

"Ayolah, aku mau tetap hidup!" ucap Jimin dengan nada tinggi, hal yang kemudian membuat Jungkook menautkan alis dan terkekeh remeh. "Lalu itu urusanku?" Ia kemudian tertawa lagi. "Aku bahkan tidak mengenalmu, lalu kenapa aku harus menolongmu?"

"Bukannya kau mencari Park Jimin, huh?" Jungkook yang tadinya tengah menatap jendela lalu mengalihkan pandang, menatap hantu yang ada di depannya dengan alis yang berkerut dalam. "K-kau tahu dari mana?"

"Kau tidak ingat kalau aku pernah jadi dirimu begitu? Hoseok, teman kantormu itu yang bilang kalau kau sedang mencari pemuda bernama Park Jimin, tidak mau mencari lagi?"

"Apa maksudmu?"

Jimin terkekeh pelan, memberikan kesan meremehkan yang berhasil membuat Jungkook semakin tak mengerti sama sekali dengan apa yang dimaksud Jimin. "Aku Park Jimin." Jungkook melebarkan mata, merasa terkejut setengah mati. Ia kemudian mengerjap beberapa kali dan mendekati Jimin yang sudah menatapnya serius.

"Kau sedang bercanda, ya? Kau pasti bohong, ya, kan?" Jimin diam, menatap Jungkook dengan tatapan serius yang belum berubah. Sementara Jungkook yang melihat itu langsung menggigit bibir bawahnya pelan, merasa ragu.

Apakah dia harus percaya?

"Kalau kau percaya, aku bisa ceritakan semua yang kau mau tahu, tapi biarkan aku memakai tubuhmu." Jungkook mengeraskan rahang, merasa bingung harus menjawab apa. Di satu sisi, dia akan sangat bersyukur dan penasaran tentang apa saja yang diketahui Jimin soal Nayeon yang tiba-tiba meminta hubungan mereka ahar selesai begitu saja tanpa meninggalkan alasan yang jelas.

Namun di sisi lain, dia juga merasa ragu. Ragu apakah arwah yang ada di depannya itu tengah berbohong dan memanfaatkan kesempatan yang ada demi dirinya sendiri, atau memang sedang berkata apa adanya.

Jungkook akhirnya menghela napas, menggeleng beberapa kali dan memakai jaketnya. Dia melangkah ke pintu keluar, hendak memutar kenop jika saja suara Jimin tidak masuk ke rungunya. "Kalau kau tidak keberatan, kau bisa datang ke rumah sakit dan lihat kebenarannya."

-
-
-

Sebenarnya Jungkook berusaha tidak peduli, tapi hal itu tidak bisa dilakukannya sama sekali. Dia bahkan tidak bisa berkata tidak saat kakinya masuk ke dalam rumah sakit yang ada di dekat mall terkenal itu. Kakinya masih melangkah masuk, menanyakan kepada suster apakah ada pasien bernama Park Jimin lalu sedikit terkejut karena ada pasien yang bernama Park Jimin sedang dirawat di lantai tiga.

Untuk memastikan ketidakpercayaannya, akhirnya Jungkook melangkah ke dalam lift, menekan angka 3 dan membiarkan tabung itu membawanya naik ke atas, ke lantai yang ia tuju. Jungkook sudah ada di sana, kakinya lalu melangkah keluar dari lift, berjalan menyusuri lorong yang terang di depannya dengan kepala yang menoleh kanan-kiri, mencari nama dari pasien itu.

101
Park Jimin.

Kaki Jungkook diam di depan pintu itu, dengan bibir bawah yang digigit kuat, akhirnya Jungkook memberanikan diri untuk membuka pintu kamar rawat itu. Dia diam di ambang pintu ketika menyadari ada seorang gadis yang duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan pasiennya. Pemuda itu lalu memanjangkan leher, berusaha melihat bagaimana wajah dari pasien itu.

Jungkook terkejut di sana, dia bahkan menutup bibirnya dengan satu tangan saking terkejutnya. Wajah mereka-arwah yang ada di rumahnya juga dengan pemuda yang terbaring tak berdaya di atas sana sama persis.

NOT A HUMAN || SEULMIN FANFICITONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang