Not a human; Jimin
Panggilan itu, bahkan Seulgi masih ingat dengan betul nada yang digunakan. Tapi menyadari bahwa hal itu salah, akhirnya Seulgi menggelengkan kepala dan tersenyum kikuk. "Kau masih ingat denganku?" tanya Jimin sekali lagi, ingin rasanya Jimin menangis dan memeluk tubuh Seulgi saat ini juga, tapi hal itu tentu tidak bisa dilakukannya sekarang.
"T-tentu saja aku mengingatmu, bagaimana bisa aku lupa dengan orang yang sudah membantuku mengambil dompet." Seulgi lalu tertawa kaku, membuat Jimin yang ada di depannya juga ikut tertawa walau dipaksa.
"Eum, kenapa kau ada di sini malam-malam?" tanya Jimin kemudian, membuat Seulgi menyematkan rambutnya ke belakang telinga dan menatap mata pemuda itu dengan tatapan yang campur aduk.
"Aku hanya sedang menemani suamiku membeli buku yang ada di sana. Tapi aku tidak pernah mau masuk karena aku tidak suka membaca, aku lebih suka mendengar." Seulgi tersenyum bodoh setelahnya, membuat Jimin akhirnya menghela napas dan mengangguk satu kali. "Tentang kalian, apakah kau bahagia dengan pernikahan ini?"
Seulgi menautkan alis, ia tahu, tidak seharusnya hal seperti ini dipertanyakan, apalagi orangnya adalah orang yang tidak dekat dengannya. "Apa maksudmu?" Menyadari perubahan wajah Seulgi yang tampak tak suka, akhirnya Jimin mengusap tenguknya dan mundur satu langkah. "Ah, maafkan aku. Aku tahu hal itu tidak seharusnya dipertanyakan, hanya saja aku punya teman yang menyukaimu, Noona."
"Siapa?"
"Dia sedang sakit, dan dia tidak bisa beranjak dari tempat tidurnya sekarang. Dia mengagumimu, dia tidak mau kau celaka, apalagi karena suamimu sendiri. Dia tidak suka hal itu sama sekali, dia ingin melihatmu tersenyum bahagia." Seulgi terdiam di sana, mulai bertanya-tanya siapa orang yang dimaksud Jungkook saat ini.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, katakan siapa orangnya?" Jimin tersenyum manis dan melangkah mundur lagi. "Kau tidak perlu tahu sekarang, katanya dia akan menemuimu sendiri jika dia sudah sembuh, Noona. Dia berharap kau bisa bahagia. Jadi, jangan lupa membahagiakan dirimu sendiri."
Setelahnya, Jimin memutar badan dan melangkah menjauh sembari menutup bibirnya dengan punggung tangan. Pemuda itu lalu berlari meninggalkan tempat sambil berusaha menahan tangisnya. Meninggalkan seorang gadis yang bahkan masih diam mematung di sana. Merasa bingung juga penasaran dengan orang yang dimaksud oleh Jungkook tadi.
Teman yang sedang sakit, tidak bisa beranjak dari tempat tidur, dan mengaguminya.
Oh, hanya ada satu nama di kepala Seulgi sekarang. "J-Jimin?" ucapnya tanpa sadar. "Ya! Gadis lambat!" Seulgi tersentak, dia lalu berbalik badan menatap suaminya dengan tatapan takut. "Bawakan ini, kita pulang sekarang."
"Baik."
-
-
-"Kenapa badanku terasa pegal akhir-akhir ini? Padahal aku tidur dengan baik." Jungkook menggerak-gerakkan kepalanya juga bahunya dengan harapan rasa lelahnya itu hilang. Jungkook juga merasa heran, kenapa tubuhnya terasa lelah seperti itu.
Drrtt... Drrtt... Drrrtt...
Baru saja dia hendak masuk ke kamar mandi, getaran pada ponselnya itu membuat langkahnya memutar kemudian meraih ponsel yang ada di atas nakas. Ia menatap layarnya itu sebentar, lalu tersenyum manis dan menjawab telepon itu tanpa berpikir apa-apa lagi. "Selamat pagi, Nayeon-ah. Bagaimana pagimu? Apa tidurmu nyenyak semalam?" Tidak ada jawaban dari Nayeon, membuat Jungkook menautkan alis. "Nayeon-ah? Kau mendengarku? Kenapa kau-"
"Jung, aku mau hubungan kita selesai." Jungkook terdiam di sana, tubuhnya mendadak terasa lemas hingga terduduk di tepian ranjangnya. "Jangan bercanda, apa aku melakukan kesalahan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A HUMAN || SEULMIN FANFICITON
Fanfic[SEULMIN FANTASY-ROMANCE FANFICTION || COMPLETED] Birthday's project for Pacarku. Tentang hukuman yang mengharuskan Jimin masuk ke dalam tubuh pemuda itu. Waktunya hanya 20 hari dan Jimin harus bisa menyelesaikan misinya dengan baik jika dia tidak...