Side story; Kang Seulgi
"Ayo pulang." Suara lembut Jungkook membuyarkan lamunannya. Seulgi kemudian menggigut bibir bawahnya dan bangkit dari makam pemuda pemilik hatinya. Gadis itu kemudian mengatur napasnya yang masih belum teratur kemudian memejamkan mata, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri dengan usapan Jungkok yang pelan juga lembut di bahunya.
"Pulang sekarang?" Seulgi akhirnya mengangguk, bagaimanapun dia tidak bisa lagi menunggui Jimin di sini karena Jimin tidak akan bangun lagi dan kembali menyapanya. Dia tahu kalau Jimin tidak akan tersenyum seperti dulu, semua harapannya akan kehidupan indah di masa depan dengan pemuda itu harus kandas begitu saja. Berganti dengan air matanya yang masih saja turun membasahi wajah rupawannya.
Mereka akhirnya sampai di rumah gadis itu. Rumah sederhana dengan aroma lavender yang berhasil membuat Jungkook langsung menyukai rumah itu. "Mau aku pesankan makanan?" Seulgi diam, gadis itu kemudian menggeleng beberapa kali. "Tidak, aku au istirahat, kalau kau mau pulang juga tidak apa-apa."
Jungkook yang tadinya tengah menatap foto-foto yang terpajang di atas meja lantas menggeleng dan menatap Seulgi sambil tersenyum manis. "Tidak, aku akan tinggal di sini sampai malam. Tidak apa-apa kalau Noona mau tidur, aku akan lihat TV atau melakukan hal lain di sini."
Sebenarnya di sana Seulgi sangat ingin menemani Jungkook d rumahya sendiri. Paling tidak gadis itu harus membuatkan minuman atau hal lain yang dilakukan untuk menyambut tamu. Namun kepalanya terasa pusing, bahkan tubuhnya mendadak menjadi berat karena terlalu lelah. "Benar tidak apa-apa jika aku tinggal istirahat?"
Jungkook mengangguk, membuat Seulgi menarik senyuman tipis dan mengangguk satu kali. "Baiklah, nyamankan dirimu. Kalau mau makan atau apa, kau bisa mengambil makanan dan camilan yang ada di kulkas dan rak dapur." Jungkook mengangguk lagi, membuat Seulgi akhirnya tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan berbaring di atas ranjang sambil berusaha untuk meredam tangisnya yang masih tersisa.
Sementara di luar, Jungkook sudah mendudukkan diri di sofa tunggal yang ada d runag tamu sambil berusaha untuk mengontrol emosinya sendiri. Rasanya Jungkook belum bisa menerima apa yang terjad hari ini. Bahkan pemuda itu sendri yang melihat bagaimana Jimin menyelesaikan misinya saat itu yang ternyata hanya mimpi. Jungkook bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana Jimin saat detik-detik berakhirnya waktu untuk menyelesaikan misinya.
Apakah pemuda itu menangis atau malah marah dengan dirinya yang tidak kunjung sadar?
Jungkook kembali menghela napas, kali ini sambil mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air mata. Pemuda itu kemudian berusaha untuk meredam semua kesedihannya agar tidak membuat gadis yang beristirahat di dalam sana merasa sedih untuk kedua kali. Jungkook harus membuat Seulgi perlaha melupakan Jimin dan membuat gadis itu bahagia.
Jungkook tidak boleh membiarkan ada orang yang menyakiti Seulgi, dia tidak boleh membiarkan Seulgi menangis sedih karena Jimin yang memintanya untuk itu.
Merasa lelah duduk di sana, akhirnya Jungkook bangkit. Berjalan mengitari rumah Seulgi yang tidak seberapa besar itu sambil melihat apa-apa saja yang ada di sana. Mulai dari sebuah foto berpigura yang berisi dirinya juga Jimin yang tampak tersenyum dan duduk berdekatan. Jungkook mengambilnya, mengamati keduanya dengan senyuman tipis di bibirnya.
Fi doto itu mereka tampak sangat bahagia. Bahkan Seulgi tersenyum sangat lebar, begitu juga Jimin yang samai menghilangkan matanya. Tidak, dua manusia yang ada di foto itu sama-sama kehilangan matanya. Menggemaskan sekali, batin Jungkook. Pemuda itu sendri bahkan belum pernah berfoto seperti itu dengan Nayeon dulu. Mereka hanya akan mengambil foto di ponsel lalu menyimpannya di dalam sana tanpa dicetak sama sekali hanya satu foto cetak yang dimiliki Jungkook dengan Nayeon sampai detik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A HUMAN || SEULMIN FANFICITON
Fanfic[SEULMIN FANTASY-ROMANCE FANFICTION || COMPLETED] Birthday's project for Pacarku. Tentang hukuman yang mengharuskan Jimin masuk ke dalam tubuh pemuda itu. Waktunya hanya 20 hari dan Jimin harus bisa menyelesaikan misinya dengan baik jika dia tidak...