5. Having An Affair

72 17 0
                                    

Not a human; having an affair


Nayeon sedang sibuk mengaduk sup yang akan menjadi menu sarapannya bersama Jungkook saat isi kepalanya kembali bertanya bagaimana bisa Jungkook berkata bahwa dia tidur pukul tujuh malam. Bayangkan saja, pemuda itu bilang bahwa dia tidur pukul tujuh malam, sementara dia bertemu dengan Jungkook semalam pukul setengah 10 malam.

Nayeon terdiam selama beberapa detik tanpa menghiraukan sup yang mulai mendidih di depannya. "Bagaimana bisa dia berkata begitu? Nadanya saat bicara tadi santai, dia tidak terdengar marah, aneh sekali." Gadis itu lalu mengendikkan bahu dan kembali mengaduk supnya.

Dia sadar bahwa kekasihnya itu mulai berubah akhir-akhir ini. Terkadang menjadi sosok yang dingin dan tegas, juga terkadang seperti Jungkook yang dikenal saat pertama kali bertemu. Malu-malu dan menggemaskan.

"Sayang." Nayeon berbalik badan, menatap Namjoon yang baru saja keluar dari kamar dan menuju ruang makan dengan mata yang setengah terbuka juga dengan tangan yang sibuk mengancingkan kancing piyamanya.

"Tumben kau masak pagi." Nayeon terkekeh pelan lalu kembali mengaduk supnya. "Karena nanti sebelum berangkat kerja, aku dan Jungkook akan sarapan bersama. Kau juga bisa membawanya untuk bekal." Namjoon menghela napas pelan dan memasang wajah tak suka.

Sambil menopang dagu, Namjoon menatap punggung gadisnya yang tengah memasak itu dengan mata yang memicing. Jujur saja, Namjoon tidak menyukai hal ini sama sekali. Nayeon yang memasak untuk Jungkook yang bahkan kemarin berkata kasar padanya.

"Kenapa kau mau memasak untuknya? Bahkan kemarin dia marah denganmu. Kalian sudah baikkan?" Nayeon mengangguk tanpa menoleh di sana, membuat Namjoon menghela napas lagi. "Kapan kau mengakhiri hubunganmu dengannya? Kau harusnya hanya milikku."

Mendengar ucapan itu, Nayeon menghela napas dan berbalik badan. Menatap Namjoon dengan tangan yang masih membawa pengaduk supnya. "Kau berkata seperti itu padahal kau belum cerai dengan Seulgi. Jangan mengatur, kau sendiri juga punya pasangan. Kalau mau, kita bisa selesai hari ini," ucap Nayeon entang seakan tanpa beban.

"Ya! Apa yang kau katakan? Kau tahu kan kalau aku hanya menyukaimu? Aku tidak menyukai Seulgi sama sekali, dia bahkan hanya gadis sampah di mataku. Dia tidak berharga dan tidak punya harga diri sampai kapan pun bagiku." Nayeon terkekeh remeh dan kembali mengaduk supnya.

"Ayolah, Nayeon, kau tahu kalau aku menikahnya karena ayahnya terlilit hutang dengan ayahku. Dan ayahnya memberikannya sebagai pelunas hutang, ayahku yang memaksaku menikah dengannya. Kau tahu kalau ayah belum merestui kita, kan?" Namjoon mengatakannya sambil memeluk Nayeon dari belakang.

"Kalau memang tidak merestui, aku tidak akan memaksa, Namjoon-ah. Kadang-kadang aku merasa kasihan dengan Seulgi. Dia pasti menderita dengan semuanya, apalagi saat tahu kalau kau selingkuh nanti. Jangan lupakan Jungkook, dia juga akan sakit hati." Nayeon mematikkan kompor lalu berbalik badan setelah melepas pelukkan Namjoon.

"Dengarkan aku, tidak ada satupun wanita di dunia ini yang baik-baik saja ketika pasangannya berselingkuh. Apalagi Seulgi yang sangat menggantungkan hidupnya padamu karena ayahnya meninggal beberapa bulan yang lalu, ya kan?"

Gadis itu lalu mengusap pipi Namjoon lembut lalu berbisik pelan, "untuk itu, pikirkan semua hal yang kau lakukan saat ini baik-baik."

-
-
-

Jungkook menyisir rambutnya yang sudah diberinya gel sambil bercemin dan tersenyum manis. Otaknya sudah membayangkan betapa manisnya sarapannya nanti karena memang ini kali pertama Jungkook sarapan di apartemen Nayeon.

"Ah, lebih baik pakai yang mana, ya?" tanya Jungkook entah pada siapa saat dia berdiri di rak dasinya. Sebenarnya dia tidak memiliki dasi sebanyak orang-orang, dia hanya memiliki tiga dasi, dan itu selalu berhasil membuatnya bingung jika harus memilih.

NOT A HUMAN || SEULMIN FANFICITONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang