Song recommendations: Tears ae Falling by Shin Jae
Sumpah, ngena banget, hiks.
-
-Not a human; last day
Hari ini adalah hari terakhir Jimin menjadi sosok yang tidak bisa dilihat oleh sembarang orang. Hari ini terakhir baginya untuk merasukki tubuh Jungkook dan mengikuti Seulgi diam-diam.
Untuk itu, Jungkook sengaja tidak tidur semalaman dan baru menjatuhkan diri di atas ranjang tepat pada pukul 3 dini hari agar bisa tidur dari pagi hingga siang, bahkan sore jika Jungkook tidak terganggu nantinya.
"Terima kasih bantuannya, Tuan." Jimin tersenyum lalu mengangguk beberapa kali. Ia kemudian membiarkan gadis yang baru saja dibantunya untuk memunguti belanjaannya yang tumpah ruah itu pergi dari hadapannya. Meninggalkannya sendirian di sana sambil mengedarkan pandang, berusaha mencari siapa saja yang bisa ditolongnya.
Sampai akhirnya Jimin berhenti pada satu titik di mana seorang kakek terlihat kesulitan naik ke bus. Jimin lalu menyeberang jalan dan menolong Kakek itu agar bisa naik ke kendaraan yang akan membawanya entah ke mana.
Satu kata terima kasih berhasil Jimin dapatkan, itu artinya Jimin tinggal mengumpulkan 5 kata lagi saat ini. Dan Jimin merasa sangat yakin kalau dia bisa kembali menjadi Jimin dan hidup bahagia dengan Seulgi, gadis pujaan hatinya.
"Jungkook-ah!" Jimin menoleh pada sumber suara lalu menautkan alis kala melihat Hoseok yang berlari ke arahnya sambil melambaikan tangan, membuatnya terlihat aneh serta berlebihan.
"Anak itu kenapa lagi?" tanya Jimin dengan suara lirih. Tak lama, tubuhnya lantas sedikit terhuyung ke depan karena Hoseok yang tiba-tiba merangkul bahunya. Ia lalu memoles senyuman bodoh dan menatap Hoseok dengan kedua alis yang terangkat. "B-bagaimana bisa kau ada di sini?"
"Aku? Kau lupa kalau ini daerah rumahku? Jangan katakan kalau kau lupa dengan rumahku." Untuk kesekian kalinya, kejadian ini kembali menimpa Jimin. Pemuda itu lalu melipat bibir ke dalam dan memalingkan wajah. Oh, sungguh, dia bahkan tidak mengenal Hoseok, bagaimana dia bisa menjawab di mana rumah pemuda itu jika dia bertanya.
"Coba katakan, di mana rumahku?" tanya Hoseok dengan nada bercanda, namun berhasil membuat Jimin terdiam selama beberapa detik. Ia kemudian perlahan melepas rangkulan Hoseok pada bahunya lalu mengambil jarak antar mereka.
"Eum, sebenarnya aku ada banyak pekerjaan, Hoseok-ah. Jadi aku harus segera pergi, sampai jumpa." Jimin cepat-cepat membungkukkan badan di sana lalu memutar arah langkahnya hingga menghadap jalan raya. Ia kemudian melirik lampu lalu lintas yang berwarna merah di sana lalu dengan cepat menyeberang jalan.
Namun semuanya tidak berjalan mulus begitu saja. Tepat beberapa langkah setelah Jimin melangkahkan kaki untuk menyeberang, lampu sudah berubah menjadi hijau. Membuat kendaraan mulai bergerak, bahkan Jimin harus menerima suara klakson dan umpatan orang-orang di sana. Membuatnya terus memacu langkah tanpa tahu bahwa ada sebuah mobil yang melaju dengan kencang di jalur dekat trotoar.
Dan di sana, Jimin tidak bisa mengelak lagi. Ia tertabrak begitu saja, membuatnya menggelinding melewati bagian atas mobil lalu mendarat dengan keras di aspal. Jimin sontak keluar dari tubuh Jungkook, membiarkan Jungkook tergeletak sambil meringis kesakitan memegangi kaki kanannya.
Semua orang panik di sana, tak terkecuali Hoseok yang sekarang sudah berlari ke arah sahabatnya dan memangku kepala Jungkook. "Ya! Tetap bersamaku, kita akan ke rumah sakit segera." Jungkook memicingkan mata, menatap apa yang di depannya dengan pandangan mengabur. Oh, sungguh, dia merasa kepala dan kaki kanannya sakit luar biasa saat ini. Apalagi saat melihat darah yang mengalir begitu saja melewati matanya, membuat Jungkook seketika panik sendiri dengan keadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A HUMAN || SEULMIN FANFICITON
Hayran Kurgu[SEULMIN FANTASY-ROMANCE FANFICTION || COMPLETED] Birthday's project for Pacarku. Tentang hukuman yang mengharuskan Jimin masuk ke dalam tubuh pemuda itu. Waktunya hanya 20 hari dan Jimin harus bisa menyelesaikan misinya dengan baik jika dia tidak...