Not a human; who are you?
Jimin yang masih berada di dalam kamar Seulgi itu meringis dan berusaha menahan tangisnya kala melihat pemandangan di depannya. Seulgi tengah mengobati lukanya sendiri sekarang. Luka yang disebabkan oleh suaminya sendiri karena dia yang tidak bisa menemukan berkas pentingnya.
Luka itu masih menganga lebar, darah segar keluar dari sana. Dan Seulgi tengah berusaha menghentikkan darah yang keluar dari sana dengan kapas sambil sesekali meringis, menahan perih.
Andai saja Jimin benar-benar manusia, dia pasti sudah menolong Seulgi dan membawanya pergi dari rumah. Memintanya untuk bercerai lalu hidup bahagia tanpa harus ada Namjoon di antara mereka.
Bahkan Namjoon berselingkuh dengan kekasih Jungkook, Jimin tentu tidak bisa menerima hal itu sama sekali. Bagaimana bisa Namjoon menduakan gadis yang amat cantik dan lembut seperti Seulgi?
Seulgi kembali meringis kala tangannya menekan luka itu. Darahnya sudah tidak keluar lagi, membuatnya bisa menghela napas lega kemudian meneteskan alkohol di kapas yang bersih. Gadis itu lalu membersihkan lukanya dengan kapas itu.
Klek.
Pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang diyakini Jimin sebagai ibu Namjoon karena mereka memiliki wajah yang hampir mirip. Melihat itu, Seulgi lalu berdiri dengan kepayahan dan menggigit bibir bawahnya. Dia tahu kalau ibu mertuanya itu akan memarahinya karena tidak membuatkan sarapan.
"Di mana sopanmu tinggal di rumah ini? Oh, kau sudah merasa menjadi gadis kaya begitu?" Seulgi semakin menundukkan kepala, tidak berani menatap mata yang menatapnya tajam sama sekali. "Maaf, Bu. Aku tadi sibuk mencarikan berkas Namjoon, dan tidak ketemu. Makanya aku harus membersih-"
"Itu urusanmu, kenapa kau begitu payah sampai anakku harus menghajarmu?" Jimin menganga saat bibir wanita paruh baya itu berucap demikian. Merasa tak habis pikir dengan jalan pikirannya. "Maafkan aku," ucap Seulgi lirih yang kemudian dihadiahi decihan oleh sang mertua. Wanita itu lalu pergi dari kamar Seulgi, melangkahkan kaki entah ke mana.
Meninggalkan Seulgi yang sekarang sudah terduduk lemah sambil menatap kosong ke arah depan. Matanya sendiri sudah mengeluarkan cairan beningnya, gadis itu tidak bersuara sama sekali. Sungguh, jika saja mendiang ayahnya tidak terlilit hutang pada keluarga Namjoon, maka dia sudah menikah dengan Jimin dan menjadi keluarga bahagia.
Namjoon dan Jimin memang dua manusia yang memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Dan Seulgi menyukai Jimin, bukan Namjoon.
-
-
-"Kuharap kau tidak memikirkan yang tadi pagi, ya, Jung?" Jungkook yang hendak menyeberang itu lalu menoleh pada Nayeon dan tersenyum tipis. "Tidak, aku tidak akan memikirkan hal itu lagi. Lagipula, kau kan sudah menjelaskan semuanya. Jadi, kurasa aku tidak perlu khawatir." Nayeon tersenyum tipis dan kembali menghadap depan, bersiap untuk menyeberang jalan bersama Jungkook yang sudah menggandeng tangannya di sebelahnya.
Terkadang Nayeon merasa sangat bersalah dengan pemuda yang tengah berdiri di sampingnya ini. Jungkook anak yang baik, sopan, dan selalu membuatnya tersenyum karena gemas dengan tingkahnya. Dia juga tanggung jawab dan berusaha membuatnya bahagia. Dia tahu akan sangat berdosa jika membuat hati Jungkook sakit dengan tahunya dia tentang perselingkuhannya dengan Namjoon. Tapi Nayeon tidak bisa berpisah begitu saja.
"Nayeon-ah." Nayeon menoleh, menatap Jungkook yang sekarang sudah berhenti melangkah dan menatap sebuah toko yang menjual beberapa gaun pengantin yang sangat indah di depannya. Terpajang begitu saja, membuat siapa saja yang melihat akan merasa terkesima saking indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A HUMAN || SEULMIN FANFICITON
Fanfic[SEULMIN FANTASY-ROMANCE FANFICTION || COMPLETED] Birthday's project for Pacarku. Tentang hukuman yang mengharuskan Jimin masuk ke dalam tubuh pemuda itu. Waktunya hanya 20 hari dan Jimin harus bisa menyelesaikan misinya dengan baik jika dia tidak...