Not a human; surprise
Jung Nayeon adalah seorang gadis bermata sipit juga dengan hidung yang mancung menjadi pemanis wajahnya yang bulat. Dia adalah anak tunggal di keluarganya dan berusia 22 tahun. Dia dulunya merupakan mahasiswi yang satu fakultas dengan Jungkook.
Dan saat tahu bahwa Jungkook menyukainya, dia langsung merasa sangat senang dan berbunga-bunga. Dia juga menyukai Jungkook. Anak pemalu yang sangat jago matematika itu telah berhasil memikat hatinya sejak pertama kali mereka bertatap muka.
Memang, pesona Jungkook saat itu kuat sekali.
"Tentu saja aku Jungkook, mau siapa lagi?" Jimin tertawa kecil sembari mengedarkan pandang. Sementara Naeyon kini sudah mengerjap beberapa kali dan menundukkan pandangannya. "Kenapa kau bertanya begitu?" Mendengar pertanyaan itu, akhirnya Nayeon mendongak, kembali menatap netra Jimin dan menjawab, "aku heran saja dengan perilakumu hari ini. Kau itu anak laki-laki yang tidak pernah keluar rumah saat malam ini. Anak yang sangat pemalu dan sungkan bersentuhan dengan wanita. Aku heran saja kenapa kau bersikap dengan sangat bertolak belakang dengan sikapmu biasanya hari ini." Jimin terdiam, sementara giginya sendiri sudah menggigit bagian dalam bibirnya.
Kalau ketahuan, dia bisa mati nanti.
Tapi selanjutnya, Nayeon malah melambaikan tangan di depan wajahnya sendiri dan tertawa renyah. "Tapi tidak apa-apa, aku malah suka kalau kau sudah tidak jadi anak pemalu lagi. Aku suka dengan sikap barumu. Aku memang bodoh, masa iya kau bisa jadi orang lain?"
-
-
-
Jimin membuka pintu rumahnya, kemudian meletakkan sepatunya seperti semula. Mengganti pakaian dan meletakkan pakaian itu di tempat semula tanpa mengganti posisinya sama sekali. Dia kemudian membaringkan tubuh Jungkook, kemudian perlahan keluar dari tubuh itu sambil meringis karena merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Entah kenapa, rasanya sakit, walau rasanya tidak luar biasa. Tapi masih berhasil membuatnya meringis.
Jimin lantas mendudukkan diri di sebelah tubuh Jungkook yang tertidur pulas. Sekarang sudah pukul satu dini hari, dan dia belum mendapatkan kata terima kasih sama sekali. Sebenarnya tadi saat dia mengantar Nayeon, kekasih Jungkook sampai ke rumahnya, gadis itu hendak mengucapkan terima kasih, jika saja Ibunya tidak memanggilnya duluan dan membuat anak itu terburu-buru.
Jadilah Jimin pulang tanpa membawa apa-apa.
Dia merasa bingung saat ini. Wajah Jungkook itu seperti anak laki-laki yang memiliki banyak wanita. Namun sekarang Jimin tahu kalau pikirannya itu salah. Bahkan kata Nayeon, Jungkook adalah anak yang tidak memiliki pacar sebelum akhirnya memutuskan menjalin hubungan dengan gadis itu.
Dan tentang sifat-sifat Jungkook yang disebutkan Nayeon di kafe tadi, membuatnya mengerti dengan cukup banyak perihal laki-laki yang masih tertidur di sebelahnya itu.
Pemalu.
Tidak berani bersentuhan dengan wanita.
Jimin kembali menatap Jungkook, lalu tertawa remeh sambil geleng-geleng kepala. Laki-laki macam apa yang tidak berani melakukan dua hal itu pada perempuan dengan umur yang sudah berkepala dua? Di tengah-tengah pikirannya, Jimin harus terkejut kala mendengar suara yang keluar dari mulut Jungkook. Mengigau rupanya.
"Ah, aku ingin main ayunan itu."
-
-
-
Jungkook bangun dari tidurnya pukul 6 pagi. Entah kenapa badanya terasa pegal seakan habis dipakai untuk berjalan berkilo-kilo meter jauhnya. Padahal semalam dia tidur dengan cukup nyenyak dan mimpi pergi ke wahana permainan bersama teman masa kecilnya juga mendiang kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A HUMAN || SEULMIN FANFICITON
Fanfic[SEULMIN FANTASY-ROMANCE FANFICTION || COMPLETED] Birthday's project for Pacarku. Tentang hukuman yang mengharuskan Jimin masuk ke dalam tubuh pemuda itu. Waktunya hanya 20 hari dan Jimin harus bisa menyelesaikan misinya dengan baik jika dia tidak...