4. A feel

68 20 0
                                    

Not a human; a feel

"Park Jungkook!" Jungkook menautkan alisnya. Merasa terpanggil namun tidak jadi karena mendengar marganya. Namanya Jeon Jungkook, bukan Park Jungkook. Jadi, hal yang dilakukan Jungkook setelahnya adalah tetap berjalan menuju rumah sederhananya.

"Ya! Jungkook-ah!" Suaranya semakin mendekat, akhirnya pemuda itu menoleh ke belakang sembari berhenti melangkah. Menatap gadis yang sekarang sudah berlari ke arahnya sambil tersenyum senang. Dan hal yang dilakukan Jungkook adalah menautkan alis karena merasa tak mengenalinya sama sekali.

"Aku memanggilmu dari tadi, kenapa kau malah mengabaikanku?" Jungkook terdiam, sejenak merasa bodoh lalu mengerjap beberapa kali. Membuat Seulgi menautkan alis dan tertawa kaku. "Kenapa kau menatapku begitu? Kau Park Jungkook yang kemarin menolongku, kan?"

Oh, Jungkook semakin bingung. Dia bahkan membasahi bibirnya karena tak tahu harus menjawab apa. "Eum, maaf, Nona. Mungkin kau salah orang, namaku Jeon Jungkook. Dan aku belum pernah bertemu denganmu sebelumnya." Jungkook lalu membungkukkan badannya. "Aku permisi." Pemuda menggemaskan itu lalu pergi dari sana.

Meninggalkan Seulgi yang masih berdiri di sana dengan tatapan yang masih menatap punggung Jungkook bingung. "Aku tidak mungkin salah orang, dia kan Park Jungkook. Kenapa dia tidak mengaku?" tanya Seulgi entah pada siapa.

Sementara di sebelahnya, hantu tampan itu sudah mendecakkan lidah dan menghela napas berkali-kali. Merasa sangat gemas dengan kejadian yang terjadi barusan. Kenapa mereka harus bertemu saat dia berada di luar tubuh anak itu?

"Seulgi-ya!" Seulgi menoleh ke belakang, menatap pemuda yang memakai jas rapi itu dengan tatapan terkejut. "I-iya!" Gadis itu lalu berlari ke arah pemuda itu. Jimin melihatnya, melihat bagaimana pemuda tinggi itu menatap Seulgi tak suka lalu memberikan tas belanjaan pada Seulgi, membiarkan Seulgi mengangkatnya dengan kepayahan.

"Ish, dia siapa, sih?" ucap Jimin tanpa sadar saat melihat kejadian itu terjadi di depan matanya. Harusnya Jimin bisa membawa Seulgi dari sana dan meminta penjelasannya jika saja dia masih hidup dan berada di dunia nyata. Membuatnya bisa terlihat oleh semua orang dan menyentuh apa pun sesukanya dengan tubuhnya sendiri.

Tapi apa daya Jimin sekarang?

Akhirnya hantu tampan itu menghela napasnya dan berjalan menuju rumah sederhana Jungkook yang sudah terlihat di depan sana. Berjalan dengan tatapan mata kosong dan punggung yang sedikit bungkuk tanda tidak memiliki semangat.

"Sepertinya aku tidak bisa pergi malam ini, Nayeon-ah." Jimin berhenti di depan pagar rumah Jungkook, menatap pemuda itu dengan tatapan datar. Entah atas dasar apa, Jimin mendadak merasa iri pada Jungkook sekarang. Dia bisa pergi ke mana pun, bertemu dan bicara langsung pada gadis yang disukainya, lalu memeluknya jika dia mau. Sementara Jimin? Jangankan bicara, bahkan Seulgi tidak bisa melihatnya.

"Maafkan aku." Suara Jungkook terdengar lagi, membuat Jimin mendongak dan kembali menatap Jungkook dengan tatapan yang belum berubah. "Iya, aku akan tidur cepat agar besok bisa menjemputmu kerja. Iya, selamat malam." Jungkook terkekeh pelan lalu menjauhkan ponsel dari sisi kepalanya.

Pemuda itu lalu berjalan masuk ke dalam rumah dengan jari yang masih sibuk mengutik sesuatu di sana. Sementara Jimin sendiri kini sudah melangkah masuk ke dalam rumah lalu berakhir di dalam kamar Jungkook. Tempat di mana pemuda itu sekarang tengah mengganti baju dengan pakaian tidur.

Bagus, sepertinya dia akan tertidur dengan cepat hari ini. Ini masih pukul 7 malam, dan jika dia tidur sekarang, maka kesempatan Jimin untuk menolong orang akan semakin banyak.

"Selamat malam, Jeon Jungkook," ucap Jungkook pada diri sendiri sambil memejamkan mata dan memeluk guling bermotif karakter kartun yang tidak diketahui Jimin namanya. Oh, sungguh. Jika melihat pemandangan ini, Jimin jadi gemas sendiri dengan pemuda itu. Belum lagi wajah menggemaskannya saat tertidur. Bahkan Jimin harus tersenyum dan menahan diri agar tidak mencubit pipi pemuda itu sekarang.

NOT A HUMAN || SEULMIN FANFICITONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang